Jalur Undangan Tantangan bagi PTS

Jalur Undangan Tantangan bagi PTS

SEMARANG- Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Jalur Undangan dipandang sebagai tantangan bagi perguruan tinggi swasta (PTS).

Untuk itu, sistem tersebut harus menggunakan tolak ukur yang jelas, agar ada keadilan bagi PTS.

"Jalur undangan sebetulnya hanya mengubah nama yang tadinya PMDK dan PSSB. Ini jelas menjadi tantangan berat bagi PTS. Perihal tolak ukur, silakan menggunakan variabel apa pun, seperti kompetensi akademik dan tingkat ekonomi, yang penting ada pemerataan dan kuotanya tidak berlebihan. Namun, jangan hanya karena alasan pemerataan, nanti ada orang yang dikorbankan. Hanya karena memperhatikan akademik, orang tidak mampu menjadi terabaikan," kata Sekretaris Persatuan Guru Republik Indonesia Jateng Muhdi SH MHum, kemarin.

Pihaknya tidak melihat antara PTN dan PTS mesti dibuat garis perbedaan. "Memang hal itu susah dilakukan, karena pada saat kita mengatakan PTN dan PTS, seolah-olah swasta selalu diposisikan sebagai lembaga yang lebih rendah. Padahal, banyak PTS yang lebih bagus dari PTN," tandasnya.

Menurutnya, kuliah di PTN kini tidak menjamin meringankan beban keluarga miskin. "Kalau ingin mengangkat atau memberi kesempatan keluarga miskin memperoleh pendidikan tinggi, pemerintah harus menyiapkan dana yang cukup untuk memperbanyak kuota kepada warga miskin dalam bentuk beasiswa sekolah dan hidup dalam jumlah cukup. Jadi, mereka tidak harus berada di PTN," tutur Muhdi.
Ekonomi Lemah Dia mengatakan, SNMPTN Jalur Undangan justru kurang mengakomodasi calon mahasiswa dari kalangan ekonomi lemah. "Mereka sering memiliki akses terbatas sehingga kalah dengan calon mahasiswa kaya. Padahal, banyak calon mahasiswa miskin yang berotak cerdas. Mahasiswa kami rata-rata memang tidak lulus SNMPTN, karena saat menjelang pelaksanaan tidak mengikuti kursus atau fasilitas lengkap untuk mempelajari soal-soal SNMPTN. Tapi, melalui pengelolaan dan didikan yang baik, kualitas mereka jadi baik," ungkapnya.

Di sisi lain, banyaknya sekolah yang belum berani meng-input data siswa menunjukkan sosialisasi program SNMPTN Jalur Undangan sangat terbatas kepada masyarakat dan sekolah. "Ini mengkhawatirkan, sehingga jalur undangan tidak akan dimanfaatkan secara baik oleh seluruh masyarakat, terutama sekolah yang tidak mempunyai kesiapan yang cukup untuk mengikuti program ini. Ironis, program bagus kok yang dikorbankan justru warga yang berekonomi lemah dan bersekolah di pinggiran atau berakreditasi rendah," lanjutnya.

Rektor Unika Soegijapranata Prof Ir Y Budi Widianarko MSc mengatakan, pendaftaran jalur undangan tidak akan mengubah apa yang dilakukan PTS dalam merekrut mahasiswa, meski memang berpengaruh mengurangi jumlah mahasiswa yang berminat masuk ke PTS, karena PTS sudah terbiasa menghadapi setiap perubahan yang dilaksanakan di PTN.

Kami tetap akan melakukan promosi dan tidak ingin berandai-andai dengan apa yang akan terjadi nanti, ungkapnya. (H70,K3-37)


Tags: