JK: Keterbatasan Anggaran Jangan Dijadikan Kambing Hitam

JK: Keterbatasan Anggaran Jangan Dijadikan Kambing Hitam

Tangerang (Suara Pembaruan) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, kemajuan bangsa akan sulit dicapai jika anggaran masih menjadi masalah utama. Keterbatasan anggaran seharusnya jangan dijadikan kambing hitam dari terhambatnya kemajuan inovasi dan teknologi. Sebab, untuk bisa mencapai masa depan kemajuan bangsa, justru kreativitas dan produktifitas perlu ditingkatkan, bukan hanya mengeluh tentang anggaran.

Dia menegasakan, Kemristkdikti jangan terlalu dimanjakan, karena ekonomi akan melambat dan dibutuhkan suatu kemajuan dari sumber daya dalam negeri sehingga Kemristekdikti jangan hanya mengharapkan bantuan dari negara luar. Indonesia harus tumbuh dengan kekuatan dari dalam negeri.

Berdasarkan data saat ini, pagu anggaran Kemenristekdikti untuk 2016 sebesar Rp 40, 63 triliun. Anggaran tersebut terbagi untuk alokasi dana pendidikan sebesar Rp 39,66 triliun, dan dana layanan umum sebesar Rp 0, 97 triliun.

"Jangan harap bantuan Amerika, Tiongkok, Jepang, juga Eropa, yang harus kita tumbuhkan adalah kekuatan dari dalam negeri. Seperti silat butuh kekuatan tenaga dalam maka tenaga dalamnya adalah kekuatan dari dalam negeri," kata Menteri Perdagangan dan Perindustrian Republik Indonesia ke-27 ini ketika membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Tangerang Selatan, Banten, Senin (1/2).

Dia mengharapkan, seminar ini dapat meningkatkan ekonomi, para peserta jangan mementingkan sertifikat untuk naik pangkat. Menurutnya, paling penting adalah ide dan pelaksanaan yang berpegang pada kemampuan diri yang didasarkan pada tekad besar dan pengorbanan.

Ketum Partai Golkar kedelapan ini menambahkan, produktivitas di tengah keterbatasan anggaran bisa ditingkatkan jika dapat memaanfaatkan sumber daya dalam negeri baik alam maupun mausia, sehingga Kemristekdikti tidak tergantung pada tenaga bantuan dari luar negeri. Sebab, ketergantungan ini menjadi hambatan kemanjuan teknologi dan inovasi di Tanah Air.

Sementara itu, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan tujuan dari Rakernas ini untuk menyusun berbagai langkah dan tindakan konkret Kemristedikti dalam menuntaskan program dan kegiatan 2016 serta menyiapkan rancangan kebijakan dan program 2017.

Selain itu, juga sebagai bahan musyawarah perencanaan pembangunan nasional (Musrenbangnas) 2016 yang meliputi peningkatan kualitas pembelajaran, reformasi LPTK, peningkatan kualitas SDM, pengembangan pusat ungulan inovasi, dan Science and Technology Park, peningkatan sarana dan prasarana, serta hilirisasi produk inovasi.

Mantan Rektor Universitas Diponegoro (Undip) ini menuturkan, secara khusus, penyelenggaraan Rakernas diharapkan dapat membangun sinergi antara para pemangku kepentingan dalam membangun daya saing bangsa. Sinergi tersebut akan diwujudkan oleh sinergi lembaga penelitan dan pengembangan (litbang), Pendidikan Tinggi dan industri, dan cetak biru pengembangan Ristek dan Dikti.

Selain itu, melalui Rakernas ini pula, diharapkan dapat dilakukan identifikasi strategi dan praktik terbaik dalam pengelolaan PT dan Lembaga Litbang agar menjadi semakin bermutu, sehingga pemantapan pelaksanaan proses revolusi mental, dalam membangun karakter bangsa yang tangguh dan melanjutkan reformasi birokrasi Kemristekdikti menuju tata kelola yang efisien, transparan, dan akuntabel, juga diharapkan dapat terwujud melalui Rakernas 2016 ini.

"Memang diperlukan penyusunan langkah kebijakan yang tepat untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam dunia riset di Indonesia. Apalagi, pemerintah telah mencanangkan agar Indonesia bisa menjadi pusat teknologi dan peradaban dunia," kata dia.

Maria Fatima Bona/PCN


Tags: