Karakter Bangsa Pembentuk Kurikulum Ideal

Karakter Bangsa Pembentuk Kurikulum Ideal

Kota Yogyakarta (KR) - PERGANTIAN kurikulum sistem pendidikan nasional adalah keniscayaan. Namun permasalahan pergantian kurikulum menunjukkan realitas bahwa sistem pendidikan nasional masih mencari bentuk. Kebutuhan sebuah kurikulum ideal dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia sesungguhnya suatu hal mendesak.

Demikian dikatakan Wakil Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa Drs TMA Kristanto M Hum. Menurut Kristanto kebutuhan kurikulum ideal menjadi perhatian serius seluruh pemangku kebijakan negara. Sebab, pendidikan nasional bisa tertinggal dari bangsa lain yang telah lebih dahulu menemukan dan menerapkan kurikulum ideal.

"Jangan sampai ketika bangsa lain sudah tinggal landas, Indonesia justru tertinggal di landasan karena sistem pendidikan nasional masih mencari-cari bentuk kurikulum ideal. Konsep ideal penggalian kurikulum nasional hendaknya berdasarkan karakter dan jati diri bangsa Indonesia sendiri," ungkapnya kepada KRjogja.com.

Kristanto menilai kecenderungan selama ini Indonesia selalu mengadopsi kurikulum barat yang dianggap bagus sehingga selalu terjadi bongkar pasang kurikulum. Sedangkan yang bisa menjadi kurikulum ideal nasional adalah nilai yang sudah digali dan dikembangkan Ki Hajar Dewantara.

Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Dr. Haryanto, M.Pd menilai dengan Kurikulum 2013 sebenarnya harapan negara dan masyarakat untuk memiliki generasi yang kreatif, inovatif dan produktif memiliki kemungkinan untuk terpenuhi. Sebab, karena anak tidak hanya mendengar dan menyimak guru.

"Kurikulum 2013 memungkinkan anak mengembangkan produktifitasnya karena terbiasa melakukan berbagai hal. Negara ini butuh anak bangsa yang kreatif, inovatif dan produktif,” kata Dr. Haryanto.

Kendati demikian, harapan tersebut terbentur oleh kepentingan yang menginginkan bangsa Indonesia tetap menjadi bangsa yang hebat dan kuat. "Ada kepentingan-kepentingan tertentu yang merasa terancam bila kita menjadi bangsa yang produktif dan mandiri. Siapa yang terancam dengan hal itu? Kapitalis dan para pemilik modal menginginkan rakyat Indonesia tetap menjadi pasar untuk membeli produk-produk mereka," tandasnya. (*-6)


Tags: