Kemenag Minta Guru Mapel SKI Menjadi Agen Moderasi

Kemenag Minta Guru Mapel SKI Menjadi Agen Moderasi

Tanggerang (Pendis) --- Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Muhamamd Zain, mengajak guru Mata Pelajaran (Mapel) Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) untuk menjadi agen moderasi beragama khususnya di lingkungan madrasah. 
Demikian disampaikan Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Kemenag Muhammad Zain saat memberikan arahan dalam workshop Pengembangan Kompetensi Guru Sejarah Kebudayaan Islam MA/MAK, di Tanggerang, Kamis (25/02).

Ketika bicara Sejarah Kebudayaan Islam, lanjut Zain, kita teringat Kitab al-Sirah al-Nabawiyah, Kitab Muqaddimah Ibnu Khaldun ( Sosiolog Muslim kawakan) dan buku Prof Marshall Hodgson, The Venture of Islam. Islam adalah agama yang mengubah peradaban dunia. Islam pernah menguasai 1/3 dunia sampai ke daratan Eropa, Spanyol (Andalusia). Menurutnya, Kejayaan Islam Spanyol melahirkan filosof hebat seperti Ibnu Rusyd dengan kitab Tahafut al-Tahafut dan kitab Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtashidnya,  tokoh mufassir Abi Abdullah al-Qurthuby (Cordova) dengan kitabnya al-Jami' li Ahkam al-Qur'an wa al-Mubayyin Lima Tadhammanahu Min as-Sunnah wa Ayi al-Furqan dan al-Idrisy pencetus peta dunia yang sangat akurat. 

“Kebesaran Islam di Spanyol dan berjaya selama 750 tahun karena para ulama dan muslim Spanyol kala itu mempraktekan Islam yang inklusif, terbuka dan toleran,” kata Zain.

Lebih jauh Marshall Hodgson dalam The Venture of Islamnya The Venture of Islamnya memosisikan Islam sebagai sumber spiritual dan visi moral sama dengan agama-agama besar dunia lainnya. Hodgson juga memperkenalkan terminology baru Islamdom (sama dengan Christendom), Islamic dan Islamicate. Islamic adalah yang terkait dengan religiusitas, sedang fenomena Islamicate adalah sesuatu yang dominan dipengaruhi oleh kultur di mana umat muslim berkembang. Contoh yang disebut Hodgson adalah puisi anggur. Itu adalah Islamicate, dan bukan Islamic. Hodgson juga meletakkan ulang lokus geografis Islam. Beliau menggeser perhatian dari fokus eksklusif Islam Arab menjadi studi agama yang lebih luas dengan memasukkan "dunia Persia" sebagai salah satu lokus kajian baru. Harus clear Islam sebagai doktrin, dan Islam sebagai peradaban meminjam istilah Cak Nur ( Nurcholish Madjid). Demikian seterusnya. 

Sejarah Kebudayaan Islam, lanjut Zain, memiliki karakternya sendiri, hal ini perlu didukung dengan sumber bacaan yang lengkap, agar informasi sejarah tidak dilihat dari satu sudut pandang saja. “Guru SKI, harus banyak membaca dan penguasaan literaturnya harus baik,” sambung Zain.

Zain meminta kepada guru Mapel SKI, untuk menyampaikan materi sejarah secara komprehensif dan utuh. Menurutnya, materi yang utuh, akan mejadikan peserta didik mengerti tentang apa saja peristiwa sejarah yang terjadi pada masa lalu, yang berkaitan dengan perkembangan Islam.

“Sampaikan kepada peserta didik, fakta sejarah yang komprehensif agar siswa memahami sejarah Islam masa lalu secara utuh,” kata Zain.

Selain menyampaikan informasi sejarah secara utuh, lanjut Zain, guru SKI sebagai pendidik harus menyajikan sejarah secara menyenangkan. Hal ini, agar materi sejarah menjadi lebih menarik dan bisa diterima oleh peserta didik dengan baik.

“Menyampaikan materi pembelajaran sejarah  perkembangan Islam kepada siswa disaat pandemi Covid-19 secara daring menjadi tantangan sendiri bagi guru SKI. Oleh sebab itu, guru SKI harus kreatif agar materi sejarah tidak membosankan,” tambah Zain.

Kasubdit Bina GTK MA/MAK, M. Sidik Sisdiyanto menambahkan, kegiatan ini bagian upaya mengimplementasikan 3K. Yaitu, meningkatkan kualifikasi, meningkatkan kompetensi, dan meningkatkan kesejahteraan. 

“Besar harapan kegiatan ini dapat meningkatkan kompetensi guru, tidak hanya dalam mapel SKI tapi juga menjadi ruang untuk saling bertukar pengalaman terkait moderasi beragama di madrasah masing-masing,” ujarnya.

Workshop Pengembangan Kompetensi Guru SKI MA/MAK dilaksanakan dengan protokol kesetan yang ketat. Kegiatan diikuti Guru Madrasah Aliyah/Madrasah Keagamaan yang berasal dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarya, Banten, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Lampung dan Sumatera Selatan. (My)


Tags: