KKN Tak Boleh Dihapus

KKN Tak Boleh Dihapus

SEMARANG (Suara Merdeka)– Penerjunan mahasiswa pada kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) menjadi program tak tergantikan. Kegiatan ini disayangkan bila dihapus menggunakan mata kuliah pengganti. Peniadaan program malah akan merugikan mahasiswa sebagai wahana transfer ilmu.

"KKN adalah wahana transfer keilmuan. Bagaimana seorang mahasiswa mampu mengimplementasikan pengetahuan yang didapat selama kuliah. Kami memang kurang sepakat bila KKN diganti memakai mata kuliah tertentu," kata Rektor Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) Dr Muhdi SH MHum usai melepas kontingen KKN semester genap 2014/2015, kemarin.

KKN sekarang berwujud tematik pos pemberdayaan keluarga (posdaya). Penerapan KKN model ini sangat tepat. Lebih-lebih jika KKN dikaitkan dengan penerapan teknologi tepat guna. Mahasiswa bisa berkreasi melalui banyak ide untuk memberdayakan masyarakat.

Kepala Pusat Pengembangan KKN UPGRIS Drs Sudargo MSs mengatakan, ratusan mahasiswa siap diterjunkan ke berbagai daerah, seperti Kota Semarang, Kabupaten Pati, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang. "Kami menerjunkan mereka ke 14 kecamatan. Mereka kemudian menyebar menuju 139 desa dan kelurahan," tutur dia.

Pendidikan

Sasaran posdaya adalah pemberdayaan di bidang pendidikan, kesehatan, wirausaha, ekonomi, lingkungan hidup, keagamaan, dan budaya. "Pendidikan misalnya, bagaimana membantu memecahkan masalah anak yang tidak sekolah atau melanjutkan pendidikan. Padahal, pemerintah sudah mencanangkan wajib belajar pendidikan dasar (wajar dikdas)," ungkapnya.

Banyak persoalan di masyarakat yang akan dibantu oleh mahasiswa. Hal ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat. Program ini juga menjadi pilihan tepat PTN/PTS sebagai sarana bagi mahasiswa untuk mengenal dan menyatu bersama masyarakat. Mereka akan ambil bagian merancang dan melaksanakan pembangunan dengan menempatkan keluarga sebagai titik sentral. (H41-37)


Tags: