Layanan Paripurna Wajib Diberikan

Layanan Paripurna Wajib Diberikan

SEMARANG (Suara Merdeka) – Kompetisi antarperguruan tinggi (PT) kian ketat. Mereka yang tak memiliki kesiapan memadai bakal terpinggirkan di tengah arus persaingan dewasa ini. Kesiapan itu juga mencakup bagaimana PT memberikan pelayanan maksimal.

Bicara soal visi misi sepertinya semua PT berkehendak menjadi tempat mencetak alumnus-alumnus mumpuni. Tapi benarkah semua PT sudah memberi pelayanan maksimal mendukung perkuliahan mahasiswanya,’’ terang Wakil Rektor III Unissula Sarjuni SAg MHum kepada awak media usai menerima praktik kerja industri siswa SMK Bina Mandiri Rembang, di Kampus Kaligawe, Selasa (6/1).

Pelayanan paripurna pihak kampus menjadi sebuah kewajiban. Unissula misalnya terus menerus mempersiapkan kemampuan dosen yang mumpuni. Itu ditunjang dengan keberadaan fasilitas dan materi yang maksimal. Sebagai PT berbasis pendidikan keagamaan mereka juga mampu menyeimbangkan kadar pengetahuan dan etika moral untuk mahasiswa.

‘’Kami mengakui terdapat banyak PTS yang memiliki basis pelayanan pendidikan keagamaan. Tapi cenderung hanya mengutamakan agama, tetapi ilmu pengetahuannya belum maksimal. Unissula menyikapi persoalan ini dengan berusaha keras menyeimbangkan antara pendidikan akhlak dan ilmu pengetahuan,’’ucap wakil rektor.

Prinsip Budai

Mereka memperkuat keilmuan tanpa mengesampingkan kaidah keagamaan melalui prinsip- prinsip budaya akademi Islami (budai). Konsep ini diperkenalkan semenjak tahun 2005 untuk semua proses perkuliahan. Perpaduan antara memperkuat kadar kecendekiaan kampus dengan pembentukan moral dan etika berbuah bagus. ‘’Itu yang ingin kami sebut pelayanan paripurna pihak kampus.

Masyarakat pun kian percaya dengan kampus ini. Bentuknya mereka menyerahkan perkuliahan putra putri ke Unissula,’’ imbuhnya didampingi Kepala UPT Pemasaran dan Kehumasan Unissula, Made Dwi Adnjani. Kepala SMK Bina Mandiri, Subandi mengakui, Unissula salah satu PTS berbasis keagamaan yang telah mencetak ribuan sarjana lintas keilmuan. Pihaknya merasa butuh memperkenalkan siswa-siswinya terhadap metode perkuliahan di tempat itu.(H41-92)


Tags: