Lima Nilai Budaya Kerja Cerdas Merespon Tuntutan Publik

Lima Nilai Budaya Kerja Cerdas Merespon Tuntutan Publik

Jakarta (Pendis) - Kementerian Agama di usia ke-72 diharapkan terus menerus cerdas dalam merespon tuntutan publik yang semakin tinggi, terbuka dan spontan. Meski berbagai keberhasilan dan penghargaan berhasil diraih Kementerian Agama secara berkala dalam beberapa tahun ini, diharapkan tidak mengurangi spirit dan kinerja terbaik sesuai Lima Nilai Budaya Kerja dan slogan Bersih-Melayani yang senantiasa dijunjung tinggi dan terinternalisasi dengan kokoh dalam setiap pribadi aparatur.

"Pada masa kekinian, tugas Kementerian Agama semakin berat tantangannya karena menghadapi zaman yang cepat berubah. Dengan berada dalam lingkup masyarakat lebih luas yang meliputi warga global hingga generasi digital. Tuntutan publik semakin tinggi, terbuka dan spontan. Diperlukan sikap yang tepat dan cerdas dalam merespons tuntutan masyarakat terhadap Kementerian Agama," ujar Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Jakarta (03/01/18).

Menurut Lukman, bukan saatnya lagi bekerja dengan kacamata kuda yang minim kepedulian terhadap sekitar. "Dengarlah aspirasi dari berbagai arah agar dapat mencapai target kinerja sekaligus memenuhi harapan publik. Kemudian, marilah latih kepekaan agar lebih memahami persoalan riil di masyarakat sehingga dapat menentukan prioritas kerja. Dalam bahasa agama, langkah ini dikenal dengan istilah taqdimul aham min al-muhim, dahulukan yang terpenting daripada yang penting," terangnya.

"Saudara-saudara, kita semua bekerja untuk melayani rakyat dengan menggunakan sarana dan anggaran yang merupakan hak rakyat. Oleh karena itu, fokus perhatian kita jangan hanya sekedar menyerap anggaran secara maksimal setiap tahun. Penyerapan anggaran harus diselaraskan dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat sehingga manfaatnya terasa optimal. Di sisi lain, kita juga harus giat berinovasi agar lembaga kita terasa kekinian, jangan sampai dianggap seperti mesin tua yang usang. Karenanya, saya berharap tahun ini semua layanan di pusat dan daerah sudah dilakukan secara digital dan terintegrasi dalam Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) sebagai implementasi e-Government," jelas Lukman Hakim dalam arahannya di Hari Amal Bhakti (HAB) ke-72 Kementerian Agama, Rabu (03/01/18).

Mantan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ini juga mengajak semua aparatur Kementerian Agama untuk bersyukur atas upaya perbaikan di usia ke-72, Kementerian Agama sukses menorehkan sejumlah prestasi. Di bidang tata kelola, mendapat opini hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan kenaikan indeks penilaian reformasi birokrasi. Sementara di bidang pelayanan haji, indeks kepuasan jamaah haji terus meningkat. Selain itu, indeks kerukunan umat beragama berada dalam angka positif, belum lagi ditambah dengan pelayanan nikah di Kantor Urusan Agama (KUA). Terdapat pula kenaikan pada standar mutu pendidikan agama dan keagamaan baik di tingkat dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Yang patut dicatat juga, Kementerian Agama dinilai sebagai penyumbang Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) terbesar, pelaporan Laporan Harta Kekayaan Penyelengara Negara (LHKPN) terbanyak serta beberapa penghargaan lainnya dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Ini menunjukkan bahwa kita telah mampu bertransformasi melalui sistem yang baik. Namun, hal ini harus segera diimbangi dengan perubahan mental, cara berpikir, dan budaya kerja yang baik. Lima Nilai Budaya Kerja tak boleh sekedar jadi slogan, tetapi harus terinternalisasi dalam setiap pelaksanaan tugas di masing-masing satuan kerja. Selain itu, prinsip Bersih dan Melayani harus senantiasa dijunjung tinggi," harap Lukman. (sya/dod)


Tags: