M. Nuh: Allah Memberi Kita Tanggungjawab untuk Kibarkan Bendera <i>Rahmatan Lil alamin</i>

M. Nuh: Allah Memberi Kita Tanggungjawab untuk Kibarkan Bendera <i>Rahmatan Lil alamin</i>

Bekasi (Pendis) - Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M. Nuh menyatakan bahwa Indonesia diberi kesempatan dan tanggungjawab terbesar untuk mengibarkan bendera Rahmatan lil `alamin oleh Allah SWT.

"Bapak ibu, kenapa jumlah penduduk Indonesia terbesar ke-4 dunia? Dari jumlah tersebut, kenapa 88% beragama Islam? Dan dari jumlah yang beraga Islam tersebut, 98% berfaham Sunny?," tanya M. Nuh.

M. Nuh juga bertanya, kenapa pada Abad 21, diramalkan menjadi Abad kebangkitan Asia, di mana Indonesia berada di dalamnya?

"Pasti ada rahasia di balik ini semua. Rahasia itu tak lain dan tak bukan adalah bahwa Allah SWT memberi kesempatan kepada kita untuk mengibarkan bendera Rahmatan Lil`alamin," yakin M. Nuh saat menjadi salah satu Pembicara Sarasehan Nasional, di sela-sela Perhelatan dan Sosialisasi Pentas PAI tingkat Nasional VII di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (12/08/15).

Hadir juga sebagai pembicara Mantan Menteri Agama dan Menteri Pendidikan Nasional, Malik Fajar, Direktur PAI Amin Haedari, Sesditjen Pendis M. Ishom Yusqi dan para guru PAI se-Indonesia yg ikut menghadiri Pentas PAI VII.

M. Nuh melihat, bicara Indonesia, adalah bicara Islam, dan bicara Islam adalah bicara tentang Kementerian Agama. "Dan bicara Kemenag, adalah bicara Bapak ibu semua ini," imbuh M. Nuh.

M. Nuh menghadirkan beberapa fakta tentang peradaban Indonesia yang unggul tempo dulu, dari Abad ke-VII Era Sriwijaya hingga era Majapahit pada Abad ke-XIV. M. Nuh jiga melihat bahwa pada 2045 nanti, Indonesia akan menghadirkan generasi Rahmatan Lil`alamin.

"Pada kurun 2005-2035, Indonesia dikaruniai penduduk dengan masa produktif paling banyak sepanjang masa. Ini adalah anugerah dari Allah SWT. Nah, di sinilah momentum itu dimulai, apakah anugerah ini mampu menjadi kesuksesan kita, ataukah malah anugerah ini malah menjadi malapetaka. Semua tergantung pengelolaan kita. Nah, di sinilah sebenarnya rahasia di balik dicetuskannya K-13. Esensi K-13 adalah menyiapkan generasi muda kita untuk menghadapi tantang zaman di depan mata. Pertama, anak-anak kita harus mempunyai kompetensi sikap, dimana spiritual dan sosial mereka mampu menghasilkan kejujuran, disiplin, bersih dan empati. Kedua, memiliki kompetensi keterampilan. Agar anak-anak kita kreatif, inovatif dan enterpreneurial. Ketiga, mempunyai kompetensi pengetahuan (knowledge) agar mampu berfikir orde tinggi," urai M. Nuh.

M. Nuh melihat, esensi akhlaq adalah gabungan antara sikap, keterampilan dan pengetahuan. "Akhlaq adalah respon dari sebuah hal atau masalah. Jadi akhlaq lebih dari sekedar sopan santun. Karenannya dalam Islam diterangkan bahwa Rasulullah SAW diutus untuk mengajarkan akhlaq yang baik," imbuh M. Nuh.

M. Nuh berharap, para guru PAI mampu menerapkan esensi K-13 untuk memberikan terobosan-terobosan kepada para siswa sebagai bekal mereka ke depan. "Konsep pendidikan, mempunyai 3 pendekatan; Tazkiyah (sikap), Ta`alim (pengetahuan) dan Tilawah (keterampilan). Ajarkan tiga hal itu kepada anak-anak kita," harap M. Nuh.

(g-penk/dod)


Tags: