Mahasiswa Dipandang Sebagai Motor Penggerak Perubahan Sosial

Mahasiswa Dipandang Sebagai Motor Penggerak Perubahan Sosial

Tulang Bawang (Pendis) - Mahasiswa adalah bagian dari kaum elit intelektual yang mempunyai kekuatan untuk melakukan perubahan sosial. Karenanya disebut the agent of social change. Peristiwa-peristiwa penting perubahan sosial kerap dimotori oleh mahasiswa.

Hal itu dikatakan Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Sarana, Prasarana dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Dit PTKAI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis)Ruchman Basori pada stadium general dalam rangka Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tulang Bawang Lampung, (18/8).

Dihadapan ratusan mahasiswa baru, Ruchman menegaskan menjadi mahasiswa harus bangga, apalagi sebagai mahasiswa PTKI, karena mempunyai kapasitas yang tidak dimiliki oleh masyarakat kebanyakan, yaitu kekuatan berfikir, idealisme dan peka terhadap realitas sosial.

"Kalian sebagai mahasiswa janga menjadi intelektual yang di hanya berada di menara gading, tetapi harus turun ke bawah, memahami dengan benar problem-problem kemasyarakatan dengan baik," ujar mantan Aktivis 1998.

Kandidat Doktor Universitas Negeri Semarang meminta kepada mahasiswa di Tulang Bawang Barat ini agar tidak terjebak pada pemahaman ahama yang radikal dan intoleran. "Mahasiswa merupakan kelompok yang diharapkan menjadi kekuatan penting mengcounter paham radikalisme dan intoleransi," katanya.

Ruchman merasa prihatin adanya data riset atau penelitian dengan angka radikalisme di kalangan mahasiswa yang cukup tinggi mencapai hingga 39 persen. Dikalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) mencapai 19 persen dan simpatisan ISIS di Indonesia mencapai 4 persen, "Angka-angka ini menjadi alarm penting bagi kita untuk terus waspada seraya mengimabnginya dengan kampanye moderasi beragama," papar Ruchman.

"Habitat PTKI adalah moderat, karenanya kita harus berada di garda terdepan melawan radikalisme yang membahayakan keutuhan NKRI," pesan Ruchan kepada mahasiswa baru.

Abu Tholib Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Tulang Bawang mengatakan walaupun perguruan tinggi kami bukan di kota tetapi kami tidak ingin kalah dengan perguruan-perguruan tinggi di kota. "Dengan keterbatasan yang ada kami terus berbenah agar emenuhi standard kualitas PTKI," kata Abu.

Pihaknya lanjut Abu sedang membenahi sarana dan prasarana dan pada saat yang sama akan eningkatkan sumber daya dosen dan tenaga kepedidikan tetapi kami membutuhkan supporting dari Kementerian Agama RI

Menanggapi hal itu, Ruchan melanjutkan bahwa beberapa peluang bantuan dan beasiswa untuk eningkatkan mutu dosen dan mahasiswa diantaranya beasiswa Bidikmisi, tahfidzul Quran, Program Magister Lanjut Doktor (PMLD), Program 5000 Doktor dan lain-lain.

PBAK Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tulang Bawang dilaksanakan pada tanggal 18-19 Agustus 2019 diikuti oleh 125 peserta. Nampak hadir Ketua I, II, dan unsur pimpinan STAI Tulang Bawang lainnya, Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan dan civitas akademika lainnya.(RB/SOLLA)


Tags: