Produk tata busana siswa MAN Khotim

Produk tata busana siswa MAN Khotim

Palembang (Pendis) - Kelompok Kerja Madrasah (KKM) Madrasah Aliyah Plus Keterampilan se-Indonesia memiliki agenda tahunan Expo MA Plus Keterampilan. Tahun ini, Expo MA Plus Keterampilan digelar di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Palembang pada 16-19 Mei 2023.

Dalam Expo ini, sejumlah MA Plus Keterampilan menunjukkan hasil karya-karya mereka dalam satu stand dan dilombakan. Madrasah Aliyah Kota Waringin Timur (Kotim) Kalimantan Tengah meraih prestasi sebagai peserta dengan stand terunik dalam expo tersebut.

Dalam stand tersebut, MA Kotim menyuguhkan produk tata busana siswa  berupa kerajinan sumping, lawung, baju sangkarut  etnik dayak, batik tulis khas Kotim, tas tangan dari batik kotim, produk tata boga  makanan ringan berupa  stick patikala dan ampang ikan jelawat. Selain itu, MAN Kotim juga mengexpose miniatur rumah adat  sebagai representasi tak terpisahkan dari kehidupan di Kalimantan Tengah.

Kepala MAN Kotim, Jainuddin menyatakan bahwa sejak dari awal sudah optimis bahwa standnya bakal mendapatkan apresiasi dari para juri. Menurutnya, keikutsertaan MAN Kotim dalam ajang ini adalah untuk menggali pengetahuan, pengalaman, sharing  informasi, dan jaringan dan koneksi lebih banyak dengan MAN PLUS Keterampilan lainnya.
 
“Event ini juga memberikan kesempatan kepada siswa dan guru untuk  menampilkan karya dan meraih prestasi nasional untuk Kalimantan Tengah dan MAN Kotawaringin Timur,” ujar Jainuddin di Palembang pada Jum’at, (20/05/2023).

Sebagai salah satu peserta, MAN Kotim mengirim 8 orang yang terdiri dari 1 Kepala Madrasah, 3 siswa dan 4 Guru. Prestasi Stand terunik yang diraih MAN Kotim diganjar dengan piagam dan tropi. Pengumuman hasil lomba stand ini disampaikan saat Penutupan Expo MAN PLUS Keterampilan di Aula MAN 3 Palembang.

Jaenuddin mengungkapkan para juri sangat mempertimbangan keseriusan tim, komitmen tinggi, partisipasi dengan niat yang  kuat, keunikan produk-produknya. Tema stand yang diusung MAN Kotim adalah Huma Betang (Nama Rumah Adat  Kalimantan Tengah) dan produk makanan dan pakai.

“Selain itu, juri juga mempertimbangkan kearifan lokal yang menarik dan bernilai ekonomi dengan prospects yang menjanjikan  bagi Siswa dan  menarik bagi masyarakat,” pungkasnya.  

[hamam]