Direktur Jenderal Pendidikan Islam memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi MAN Unggulan Tahun 2023

Direktur Jenderal Pendidikan Islam memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi MAN Unggulan Tahun 2023

Surabaya (Pendis) - Menyikapi beberapa dinamika tentang penyelenggaraan MAN Unggulan, ada beberapa catatan yang bukan hanya mengungkap beberapa persoalan saja, akan tetapi juga disertai mitigasi yang jelas. Demikian disampaikan M Ali Ramdhani, Direktur Jenderal Pendidikan Islam di Rapat Kordinasi Kepala MAN Unggulan, Selasa (07/02/2023). Yang dimaksud dengan MAN Unggulan ini adalah MAN Insan Cendekia, MAN Penyelenggara Program Keagamaan dan MAN Kejuruan.
 
Ali Ramdhani mengingatkan agar memperhatikan lebih serius berkenaan dengan kebijakan redistribusi guru. 

"Pola redistribusi harus dipersiapkan dengan mitigasi yang baik, agar tidak menimbulkan persoalan lebih serius, seperti masalah beban jam yang tidak terpenuhi", harapnya menjelaskan.

Ali Ramdhani juga merespon perihal pembina asrama yang ada di MAN Unggulan, yang beban kerjanya besar tapi belum diakomodasi dalam sistem yang ada. Menurutnya, perlu diusulkan pembina asrama tersebut menjadi jabatan fungsional baru atau jabatan yang lainnya. 

"Jam tugas yang diampu pembina asrama ini melampaui jam pekerjaan yang normal," ujarnya lebih lanjut. 

Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah penyiapan pendidik karena saat ini MAN Unggulan menerima mahasiswa asing. Penerimaan siswa asing ini merupakan tindak lanjut permintaan dari Kantor Sekretariat Presiden (KSP) bahwa ada MoU antara negara Indonesia dan Filipina. 

Ali Ramdhani juga memberikan arahan berkenaan dengan implementasi kurikulum merdeka di madrasah. Pesannta, madrasah agar menerapkan kurikulum merdeka ini setelah dipastikan kesiapan para pendidiknya. Sehingga penggunaan kurikulum tidak dilakukan dengan coba-coba.

Kang Dhani, begitu biasa dipanggil, menyatakan bahwa model pendidikan saat ini sudah relatif menghasilkan orang yang baik. Kurikulum merdeka adalah upaya merekonstruksi kurikulum yang ada dengan harapan dapat menghasilkan hal yang lebih baik. Dalam implementasinya perlu ditulis dan disiapkan mitigasinya agar meminimalisir kemunculan masalah baru.

Hal demikian juga diamini M Zain, Direktur GTK Madrasah.  Ia mengingatkan bahwa dalam mplementasi kurikulum merdeka agar memperkuat pendidikan multikuktural. 

"Penting ditekankan kembali bahwa anak-anak yang kita didik saat ini disiapkan sebagai global citizenship (warga dunia) setidaknya ditingkat ASEAN," pungkasnya. 

MAN Unggulan ini harus siap dengan kurikulum merdeka. Rapat Kordinasi ini dihadiri 24 Kepala MAN Insan Cendekia, 10 Kepala MAN Penyelenggara Program Keagamaan dan 2 Kepala MAN Kejuruan. (DuR3n)