Matematika Gasing Siap Diterapkan di Sekolah

Matematika Gasing Siap Diterapkan di Sekolah

SOLO - Metode matematika gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan) siap diterapkan di semua sekolah. Metode ini mudah dipelajari dan membuat siswa mampu mengerjakan soal sesulit apa pun. Bahkan, bisa mengubah paradigma sulit soal matematika.

Penemu metode Gasing Prof Yohanes Surya mengatakan, moteode ini telah diuji coba pada lebih dari 5.000 siswa jenjang pendidikan SD di beberapa wilayah. Di antaranya Kabupaten Pekalongan, Wonosobo, dan Tolikara (Papua). "Metode gasing sangat gampang dipelajari. Bisa menggunakan game dan alat peraga. Jadi, lebih menyenangkan," kata Yohanes di sela-sela workshop matematika gasing di Emerald Grand Ballroom Solo Paragon Hotel, Sabtu (5/11).

Pendiri Surya Institute ini mengatakan, semua siswa yang menjadi pilot project dipilihkan mereka yang danggap lemah di mata pelajaran matematika. Dalam waktu singkat mereka bisa mempelajari semua soal matematika, mulai dari pecahan, desimal, koordinat, hingga persamaan. Bahkan, siswa SD bisa dengan mudah mengerjakan soal-soal untuk mahasiswa.

Logika

Berbeda dari konsep konvensional yang diajarkan di sekolah, metode ini lebih menekankan pada logika. Saking mudahnya, materi siswa SMA mulai dari kelas I-III yang berjumlah 14 bab bisa diajarkan dalam 28 jam saja. "Metode ini juga bisa untuk percepatan pendidikan di sekolah," ujarnya.

Ke depan pihaknya siap melakukan kerja sama dengan sekolah mana pun dan di wilayah mana pun. Bahkan, wilayah pinggiran dengan siswa yang dianggap bodoh sekalipun. Hal ini justru untuk membuktikan bahwa tidak ada siswa yang bodoh. Adanya hanya siswa yang tidak mendapat kesempatan untuk belajar dengan motode yang baik dan guru yang baik.

Humas Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) Sumartono Hadinoto selaku penyelenggara mengatakan, kegiatan ini sebagai bentuk kontribusi peningkatan kualitas pendidikan. Sebanyak 300-an peserta mengikuti workshop, mulai dari siswa, mahasiswa, guru, hingga orang tua. "Kegiatan ini juga didukung Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk mencerdaskan generasi muda," kata Sumartono.

Dia mengatakan, dari total peserta, 100 di antaranya memperoleh subsidi dari BRI setengah harga. Biaya workshop tiga hari yang seharusnya Rp 600.000, bisa diikuti dengan Rp 300.000. Sebanyak 50 peserta malah digratiskan.

Selain peduli pendidikan, PMS juga ikut menjembatani para pencari kerja dengan perusahaan dalam PMS Job Fair 2011, akhir Oktober lalu. Agenda yang baru kali pertama diadakan ini menggandeng 40 perusahaan dari bidang perbankan, industri, lembaga pendidikan, dan jasa. (H81-37)


Tags: