Matsama MTs Banat NU: Ajang Penguatan Pendidikan Karakter

Matsama MTs Banat NU: Ajang Penguatan Pendidikan Karakter

Kudus (Pendis) - Madrasah Tsanawiyah Banat Nahdlatul Ulama (MTs Banat NU) Kudus adalah salah satu dari madrasah unggulan yang ada di Kota Kudus. Peserta didik tidak saja berasal dari Kota Kretek, namun juga berasal dari Papua, Jakarta, Banten, Jawa Barat, Riau dan Kalimantan.

Sebanyak 399 Peserta Didik Baru MTs Banat NU Kudus Tahun Pelajaran 2017/2018 diserahkan oleh Ruchman Basori mewakili orang tua wali peserta didik kepada Sholihah Kepala MTs Banat NU Kudus. Pada tahun ini, dari 800-an jumlah pendaftar MTs di bawah naungan Nahdlatul Ulama ini hanya diterima 399 orang, 40 diantaranya dipilih masuk dalam kelas unggulan dan didik dengan sistem pondok pesantren.

MTs Banat NU menjadi daya tarik oleh banyak kalangan, karena mempunyai segudang prestasi, baik regional maupun nasional. Sholihah Kepala MTs Banat NU mengatakan pada tahun ini madrasah kami menempati ranking ke-3 perolehan nilai Ujian Nasional (UN) tertinggi di Kota Kudus. Sementara untuk UNBK menempati ranking pertama se-Kudus.

Sholihah menegaskan bahwa anak-anak di madrasah ini diajarkan tidak saja pelajaran agama namun pelajaran umum yang diikat dengan sistem pesantren (Boarding School). "Anak-anak di samping belajar di Pondok Pesantren Al-Mubarok Al Maemun yang berada satu lokasi dengan MTs juga belajar di pesantren sekitar," kata Sholihah.

Acara Serah Terima Peserta Didik Baru dan Pembukaan Masa Ta`aruf Siswa Madrasah (Matsama) dihadiri oleh seluruh peserta didik didampingi oleh orang tua wali pada Minggu, (16/07) di Aula Madrasah Banat NU. Ruchman Basori mewakili orang tua wali peserta didik menyampaikan kenapa kita semua para orang tua menyekolahkan putrinya di MTs Banat NU Kudus, karena keprihatinan mendalam akan maraknya dekadensi moral, karakter dan akhlak. "Kita titip agar puteri kita semua mendapatkan pendidikan agama yang cukup di samping pengetahuan sains dan teknologi untuk bekal kehidupan," katanya.

Terhadap maraknya pemahaman agama yang intoleran dan radikal menjadi keprihatinan yang lain, kata orang tua dari Nawal Zakhira Rahmalia asal Tengarang Selatan ini. "Sistem pembelajaran di MTs Banat NU dengan system pesantren akan mengajarkan pemahaman agama yang terbuka, moderat dan toleran," tegas Ruchman. Karenanya lanjut Ruchman "Matsama menjadi strategis untuk mendesiminasikan nilai-nilai karakter peserta didik agar mampu menjadi aktor pembangunan dan menyiapkan pemimpin bangsa di masa depan".

Orang tua wali lainnya Rikza Chamami dan Muhammad Munif mengamini apa yang dikatakan Ruchman Basori. Rikza menambahkan dengan pembelajaran berbasis pesantren di madrasah ini, kami optimis anak-anak kami akan tumbuh menjadi pribadi yang santun dengan prestasi yang unggul. (RB/dod)


Tags: