Memberdayakan Pendidikan di Wilayah Perbatasan

Memberdayakan Pendidikan di Wilayah Perbatasan

Oleh Kunjariyanto
REALITAS kehidupan daerah perbatasan sangat memprihatinkan. Infrastruktur dan fasilitas umum seperti jalan, transportasi, gedung sekolah, rumah sakit, maupun tempat-tempat pelayanan publik belum tersedia dengan baik.

Secara ekonomi penduduk di daerah perbatasan juga sangat lemah dan tertinggal. Sebagian besar warganya bekerja sebagai buruh dan pekerja kasar dengan upah rendah, sehingga banyak yang hidup miskin dan seadanya.

Kondisi masyarakat yang miskin dan lemah menjadikan perhatian terhadap pendidikan menjadi rendah, sehingga hal ini menjadi salah satu penyebab banyak anak yang putus sekolah dan tak berpendidikan. Selain itu, diperparah dengan banyak gedung sekolah yang rusak, fasilitas penunjang pendidikan seadanya, serta kurangnya tenaga pendidik.

Kurangnya tenaga pendidik di daerah perbatasan, direspons dan menjadi landasan pikir oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengadakan perekrutan sarjana pendidikan yang akan ditempatkan di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di wilayah perbatasan.

Langkah Strategis

Program penempatan sarjana pendidikan di daerah 3T di wilayah perbatasan, merupakan langkah tepat dan strategis untuk memberdayakan masyarakat di wilayah perbatasan, karena pendidikan merupakan salah satu daya ungkit untuk meningkatkan kompetensi diri serta sarana ikhtiar untuk menuju perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik.

Untuk menyukseskan program tersebut, dibutuhkan perhatian, dukungan, dan kerja sama semua pihak, terutama pemerintah pusat dan daerah, guna penyediaan dan pemenuhan sarana prasarana serta fasilitas penunjang kegiatan belajar-mengajar.

Di samping itu, diperlukan mental yang kuat dan tangguh bagi sarjana pendidikan, agar mampu menghadapi segala tantangan dan problema di daerah 3T, serta tidak mudah putus asa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan bimbingan mental, spiritual, dan responsbility sebelum diterjunkan ke daerah tujuan.

Sarjana pendidikan yang ditempatkan di daerah 3T diharapkan tidak hanya bertugas mengajar, akan tetapi harus mampu menjadi agen perubahan sosial di wilayah penempatan, serta dapat memberikan pengaruh positif pada penduduk sekitar dan memberdayakan masyarakat, sehingga tercipta masyarakat perbatasan yang berpendidikan dan berdaya.

— Kunjariyanto, staf Pendidik di Yayasan Manbaul Falihin Ngabul Jepara


Tags: