Menjadikan Insan Cendekia sebagai Laboratorium Islam Wasathiyah

Menjadikan Insan Cendekia sebagai Laboratorium Islam Wasathiyah

Serpong (Pendis) - MAN Insan Cendekia (IC) Serpong, Sabtu 4 Mei 2019, kembali melepas 135 siswa Angkatan Ke-22 "Elcasa Hellastander Viscademour" di Gedung Serbaguna MAN IC Serpong. Wisuda bernuansa biru itu berjalan dengan penuh khidmat dan syukur atas berbagai prestasi siswa yang telah diraihnya.

Hadir dalam wisuda, Kepala MAN Insan Cendekia Persahini Sidik M.Si; Sekretaris Badan Litbang Kemenag RI Prof. Dr. Moh. Ishom Yusqi, MA; Kasubdit Kelembagaan Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Dr. Abdullah Faqih, MA; para dewan guru dan staf, para anggota komite dan para orangtua wisudawan.

Dalam kesempatan itu, Persahini Sidik mengharapkan agar para wisudawan menjadi pesona Indonesia karena telah memiliki ilmu agama dan ilmu pengetahuan yang tinggi. Para alumni akan menjadi generasi emas 2045. "Bangunlah jaringan di masyarakat agar satu dengan yang lainnya saling mengisi," katanya.

Persahini juga berpesan agar lulusannya menjadi insan kamil. Proses pendidikan telah dijalani seluruh siswa dengan semangat tinggi dan bertanggung jawab. "Anak-anak kita bermental baja," ujarnya disambut riuh tepuk tangan wisudawan.

Sebagai kampus prestasi, MAN Insan Cendekia telah menunjukkan eksistensinya di panggung nasional (KSM, OSN, dll) dan internasional (New York, Malaysia, Moskow, dll). Tahun 2019 pun berhasil meraih terbaik ke-3 nasional hasil UN IPA/IPS.

Tradisi tahfidz dikembangkan signifikan, sebagian besar hafal di atas 5 juz. Selain itu, ada 47 siswa berhasil menuliskan mushaf dan akan diserahkan kepada para orang tuanya sebagai hadiah terbaik.

Laboratorium Islam Washatiyah

Kasubdit Kelembagaan Direktorat KSKK Ditjen Pendidikan Islam, Dr. H. Abdullah Faqih, MA mengungkapkan kebanggaannya atas capaian MAN Insan Cendekia yang bertahan dengan eksistensi di kancah nasional dan internasional. "Para gurulah yang menjadi pahlawanmya," ujarnya.

Kementerian Agama saat ini terus mendorong terhadap sekitar 80 ribu kelembagaan madrasah negeri dan swasta di seluruh Indonesia agar dapat berprestasi seperti MAN Insan Cendekia. "Pasti masyarakat akan mempercayakan pendidikannya ke madrasah," ujarnya.

Faqih mengatakan bahwa para lulusan tahun ini sebagai bagian dari generasi milenial. "Ciri negatif generasi millenial agar bisa diantisipasi. Kita harus memilih dengan tepat pola pengasuhan agar mereka tidak salah arah," ujarnya.

Dikatakan, soft skill sangat diperlukan, bahkan hal itu saat ini menjadi essential skill. Asrama telah menjadi strategi untuk mengoptimalkan kapasitas soft skill seperti mandiri, tidak manja, kolaborasi, kematangan sosial dan emosional lainnya. "Knowladge, skill dan attitude sebagai kompetensi yang wajib abad ke-21," ujarnya.

Dijelaskan Faqih bahwa hingga beberapa waktu ke depan kompetisi masih mewarnai kehidupan. Antara lain dalam menyikapi lompatan kemajuan industri teknologi informasi. "Kemajuan sains dan teknologi jangan sampai menggusur agama," katanya.

Menyikapi kecenderungan sekolah berprestasi berbiaya tinggi, Faqih memastikan MAN IC di seluruh Indonesia akan menerapkan kebijakan inklusif agar semua anak berbakat dan berprestasi bisa masuk ke kampus ulul albab ini. "Termasuk yang tidak mampu secara ekonomi," tegasnya.

Sementara itu, dalam menghadapi berbagai kontestasi madzhab keagamaan Islam di Indonesia, dan dalam rangka mengharmoniskan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan, MAN Insan Cendekia perlu memperkuat konten ilmu dan wawasan keagamaan wasathiyah atau Islam rahmatan lil alamin.

"MAN Insan Cendekia agar terus mendalami Islam Wasathiyah. Diharapkan madrasah ini menjadi laboratorium Islam Wasathiyah untuk menjaga keluhuran nilai-nilai Islam di Indonesia," ungkapnya.

Mengomentari hal itu, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, Dr. Saiful Umam, MA, anggota Komite MAN Insan Cendekia Serpong, mengatakan pentingnya menjaga kultur keagamaan washatiyah di asrama. "Semangat memperdalam agama sebaiknya tidak berakibat pada menguatnya identitas keislaman yang membuka ruang intoleransi," katanya.

Prosesi wisuda diakhiri dengan do`a dari Mabus Alazhar Syarif Syaikh Ali. Seluruh prosesi berjalan lancar dengan tradisi keagamaan pesantren yang sangat kental. Dimulai dengan sujud syukur di masjid kampus, defile menuju ruangan wisuda dengan iringan sholawat sambil mengusung merah putih. Mereka pun bersenandung asmaul husna yang mengharukan. Selamat kepada wisudawan, ingat Indonesia dan dunia Islam menunggu prestasi kalian. (A3/dod)


Tags: