Menteri Nasir: Pacu Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Inovasi

Menteri Nasir: Pacu Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Inovasi

STOCKHOLM (Suara Pembaruan) - Menristek Dikti Mohamad Nasir mengharapkan kolaborasi dengan mitra potensial di Swedia akan memacu program pendidikan tinggi, riset, dan inovasi di Indonesia.

"Kolaborasi ini termasuk di bidang riset yang diminati bersama, seperti kesehatan, energi terbarukan, dan pengelolaan limbah. Juga kolaborasi dalam pertukaran pelajar, dosen, peneliti, profesor, pengembangan program beasiswa, serta Science Technology Park (STP) dan Center of Excellence (CoE)," kata Menristek Dikti Mohamad Nasir di Stockholm, Swedia, Kamis (18/2/), seusai menandatangani Letter of Intent (LoI) Kerjasama di Bidang Pendidikan Tinggi, Riset, dan Inovasi.

Penandatangan LoI dilakukan oleh Menteri Nasir bersama Menteri Pendidikan dan Riset Swedia Helene Hellmark Knutsson, disaksikan oleh

Dirjen Kelembagaan Iptek Dikti Patdono Suwignyo, Dirjen Sumberdaya Iptek Dikti Ali Ghufron Mukti, Staf Khusus Menteri Bidang Media Lukmanul Khakim, serta Kepala Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik Nada Marsudi.

Turut menyaksikan acara itu Dubes RI untuk Swedia Bagas Hapsoro dan Dubes Swedia untuk Indonesia Johana Bismar Skoog beserta segenap jajarannya.

Nasir mangatakan kerja sama pendidikan tinggi, riset, dan inovasi di antara kedua negara ini untuk mempersiapkan Generasi Emas Penerus Bangsa Indonesia. "Oleh sebab itu, kita menggandeng Menteri Pendidikan dan Riset Swedia, Yang Mulia Helene Hellmark Knutsson, guna melakukan kolaborasi dikti, riset, dan inovasi. Hal ini dituangkan dalam Letter of Intent yang baru saja kami tandatangani bersama."

Lingkup kerja sama tersebut meliputi: peningkatan kerjasama dan pertukaran informasi dan pengalaman di bidang riset saintifik, pendidikan tinggi dan inovasi dalam area kerjasama yang menjadi minat bersama; mendorong dan memfasilitasi entitas/institusi di Indonesia dan Swedia, yang berminat melakukan kerjasama riset, pendidikan dan inovasi; serta meningkatkan program pertukaran ilmuwan/peneliti, tenaga ahli, dosen dan mahasiswa antar kedua negara.

Nasir menjelaskan Swedia, berdasarkan Global Innovation Index (GII), menduduki peringkat ke-3 indeks inovasi. Negara kerajaan dengan populasi sekitar 9,8 juta jiwa ini juga menempati peringkat ke-3 untuk kategori indeks kualitas hidup, berdasarkan OECD Better Life Index; peringkat 1 untuk EU gender quality Index (EIGE Index), dan peringkat ke- 10 untuk negara terbaik yang menangani isu lingkungan hidup (Environmental Performance Index).

Kunjungan kerja Menristek Dikti ke Swedia dilaksanakan pada 18-19 Februari 2016 di Stockholm dan Lund. Pada kesempatan itu Menteri Nasir sempat berbincang dan berdiskusi dengan para pelajar Indonesia di Stockholm dan Lund.[PR/M-6/L-8]


Tags: