Menyongsong PPG 2021; Modul PAI Go Public

Menyongsong PPG 2021; Modul PAI Go Public

Serpong (Pendis) – Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam tengah melakukan digitalisasi modul Pendidikan Profesi Guru (PPG) PAI mengingat kondisi pandemik yang masih terjadi saat ini. Direktur Pendidikan Agama Islam, Kementerian Agama RI, Rohmat Mulyana Sapdi menjelaskan bahwa digitalisasi modul PPG PAI bertujuan untuk memudahkan guru-guru dalam mempersiapkan diri sebelum mengikuti seleksi PPG.
“Kita digitalisasi modul PPG PAI dengan harapan guru-guru yang akan mengikuti PPG dapat mengakses modul dengan mudah dan dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mengikuti seleksi PPG”, jelas Rohmat, dalam pembukaan kegiatan penyusunan Buku Ajar Pendidikan Agama Islam di Serpong, Selasa (9/3/2021).

Selain itu, Rohmat menambahkan pelaksanaan digitalisasi tidak hanya pada modul PPG tetapi juga, buku ajar Pendidikan Agama Islam, buku penguatan Pendidikan Agama Islam dan Cerita Remaja Islami, yang secara keseluruhan bahan ajar tersebut dapat diakses oleh pendidik dan peserta didik pada website cendikia.kemenag.go.id.

Anis Masykur selaku Pengembang Teknologi Pembelajaran Direktorat PAI pada Perguruan Tinggi Umum menambahkan bahwa digitalisasi modul PPG PAI setiap tahunnya dilakukan review dan pengembangan. 

“Digitalisasi ini menggunakan modul tahun 2019 untuk memberikan gambaran bagi guru PAI yang akan mengikuti Pendidikan profesi. Setiap tahun akan dilakukan review dan perubahan pada masing-masing modul menyesuaikan konteks sesuai tahun ini,” tambah Anis. 

Jumlah modul PPG yang tengah didigitalisasi dalam website Cendikia sebanyak 16 modul yang terdiri dari 8 modul pedagogik dan 8 modul professional.

Anis juga menjabarkan tingkat kelulusan guru PAI pada seleksi Pendidikan Profesi Guru tahun 2019 cukup tinggi sehingga pelaksanaan digitalisasi modul diharapkan akan memudahkan calon peserta PPG dalam mempersiapkan uji kompetensi. “Jumlah guru PAI yang belum lulus PPG tersisa 67 orang, sedangkan guru pada Bimas masih sekitar 1.200 orang,” jabarnya. (Miftah/Hik)


Tags: