Merancang Masa Depan Anak Oleh Prof Dr Haryono Suyono

Merancang Masa Depan Anak Oleh Prof Dr Haryono Suyono

Jakarta (Suara Karya) Pembentukan pos pemberdayaan keluarga (Posdaya) melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya oleh lembaga dan organisasi masyarakat makin marak. Setiap bulan, bukan lagi puluhan Posdaya yang terbentuk tetapi mencapai ribuan jumlahnya. Pada bulan-bulan mendatang, jumlah Posdaya yang dibentuk setiap bulannya diperkirakan akan bertambah ribuan karena kegiatan KKN Tematik Posdaya pun semakin marak.

Hampir setiap perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, akan menerjunkan ratusan bahkan ribuan mahasiswa ke desa-desa dan pedukuhan-pedukuhan. Dengan dukungan para mahasiswa tersebut, salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh setiap keluarga anggota Posdaya adalah mengembangkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), menyegarkan kehidupan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan mengembangkan program Kebun Bergizi di halaman rumah masing-masing.

Ketiga aktivitas itu sangat terkait dan erat dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010, yang memberikan bobot tinggi terhadap sasaran anak balita. Pengembangan program yang memihak anak balita ini memang merupakan program yang mendapat prioritas tinggi, khususnya dalam upaya memelihara kesehatan dan merangsang anak untuk bersekolah sejak usia dini hingga bisa meningkatkan pendidikan maupun kualitas intelektualnya di masa depan. Dalam hal ini maka sangat ditekankan pemeliharaan pemberian asupan gizi secara maksimal kepada anak-anak, calon pemilik masa depan bangsa.

Pengembangan PAUD terkait erat dengan upaya memberikan waktu yang banyak kepada para ibu muda atau ibu balita, yakni ibu-ibu yang mempunyai anak balita agar bisa mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita. Melalui kegiatan ini, mereka diharapkan bisa belajar bagaimana memelihara anak-anak batita, atau anak usia di bawah tiga tahun. Program ini utamanya diperuntukkan bagi ibu-ibu yang baru pertama kali melahirkan anaknya.

Upaya belajar menjadi ibu ini sangat penting karena akan sangat menentukan masa depan anak yang dilahirkannya. Bila seorang anak terpelihara dengan baik dengan supan gizi yang cukup, niscaya ia akan tumbuh berkembang dengan sehat, cerdas dan memiliki kemampuan yang bisa diandalkan di masa depannya. Program ini dikhususnya bagi para ibu muda karena tidak semua anak gadis yang pertama menjadi ibu bisa memelihara anaknya dengan baik.

Anak-anak batita tidak hanya harus diberi air susu ibu, tetapi dalam tumbuh kembangnya harus diamati dengan baik serta dibimbing untuk mengetahui keadaannya. Anak batita memerlukan pengawasan yang cermat agar bisa tumbuh berkembang sesuai dengan usia dan mampu mengenal lingkungannya dengan cermat.

Apabila anak balita sudah diserahkan untuk mengikuti kegiatan PAUD, maka ibunya bisa mengikuti banyak kegiatan yang diselenggarakan oleh Posdaya atau ibu-ibu PKK di pedesaan. Utamanya, kegiatan untuk mengembangkan usaha mikro dan kecil yang bisa bermanfaat untuk membangun keluarga mandiri.

Bagaimanapun kegiatan ibu-ibu muda dalam usaha mikro dan kecil (UMK) itu bisa meningkatkan pendapatan yang dapat dipergunakan untuk menambah penghasilan keluarga. Dengan penghasilan yang memadai, para ibu dapat berusaha agar asupan gizi untuk keluarganya, terutama anak balitanya dapat ditingkatkan.

Karena itulah, pendidikan anak dalam PAUD harus diarahkan agar para ibunya. dapat mengikuti pelatihan ketrampilan di tempat-tempat yang tidak jauh dari tempat penyelenggaraan PAUD. Kalau perlu justru diadakan di gedung atau di tempat yang sama dengan tempat penyelenggaraan PAUD.

Pelatihan ketrampilan untuk ibu-ibu muda itu juga harus diarahkan sekaligus untuk memberi perhatian kepada anak-anak balita yang masih diasuhnya. Kegiatan itu justru harus mendorong meningkatkan keterampilan ibu-ibu merawat anak balitanya, menawarkan kehidupan yang lebih ceria di rumah serta menambah kemampuan dalam pemberian makanan bergizi. Para ibu juga diharapkan dapat menjadi pendamping anak-anaknya dalam belajar di sekolah. Sebagai orangtua, mereka sekaligus harus bisa menjadi tutor pendamping bagi anak-anaknya di sekolah, di samping memiliki kesempatan menekuni UMK agar menjadi kekuatan yang menambah pendapatan keluarga.

Berkaitan dengan pemihakan kepada anak, maka setiap Posdaya mempunyai kewajiban untuk menyegarkan kembali kegiatan pos pelayanan terpadu (Posyandu) yang di masa lalu telah pernah mencapai jumlah hingga 600.000 posyandu di hampir semua desa di Indonesia. Apabila Posyandu karena alasan tertentu sudah tidak ada, maka pengurus dan anggota Posdaya harus segera mengusahakan untuk kembali membentuk Posyandu.

Posyandu mendapat tugas memberikan pelayanan secara teratur kepada ibu-ibu hamil dan ibu-ibu yang baru saja melahirkan. Ibu hamil harus memperoleh pelayanan pemeriksaan kesehatan sekurang-kurangnya empat kali selama masa kehamilan. Berdasarkan kenaikan berat badan atau diagnosa lain yang dilakukan oleh petugas medis, ibu hamil tersebut harus memperoleh pelayanan medis yang memadai agar anak yang ada di dalam kandungannya dan sang ibu itu sendiri dalam kondisi sehat hingga dapat melahirkan dengan baik dan lancar.

Pelayanan untuk ibu hamil juga berhubungan dengan pelayanan keluarga berencana (KB). Dan, pelayanan KB tersebut juga diberlakukan untuk melayani ibu-ibu muda untuk menjarangkan kelahiran anak-anaknya atau untuk mengatur jumlah anak yang dianggap ideal.

Revitalisasi Posyandu juga dimaksudkan untuk menggalakkan pelayanan kesehatan bagi anak balita. Oleh karena itu, setiap Posyandu perlu konsentrasi pada pelayanan kesehatan anak dan menjamin pertumbuhannya agar tidak terganggu. Karena itu, penimbangan balita secara sederhana sangat diperlukan agar berat badan anak balita selalu kelihatan naik.

Apabila berat badannya tidak naik, seberat apa pun, anak balita itu harus segera dirujuk kepada petugas kesehatan agar dicari sebab musababnya. Pada prinsipnya Posyandu hanyalah untuk pelayanan bagi ibu-ibu hamil, pelayanan KB maupun pelayanan kesehatan untuk anak balita. Harus diusahakan tidak untuk keperluan lainnya.

Karena itu, setiap halaman rumah harus menjadi lahan yang bermanfaat dengan merombaknya menjadi kebun bergizi bagi keluarga. Kebun bergizi bukan sekedar ditanami tanaman untuk obat-obatan yang berguna apabila seseorang sakit, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk diversifikasi pangan. Selain aneka sayuran, kebun bergizi dapat dijadikan tempat beternak bagi sumber telur dari ayam yang dipelihara, atau daging kambing yang sekaligus dipelihara di halaman rumah yang sama.

Kalau perlu halaman bisa dijadikan tempat beternak ikan atau lele yang diyakini bisa menjadi bahan makanan yang enak dan mudah diolah. Kebun bergizi siap menolong anggota keluarga dalam mencukupi kebutuhan bahan makanan nan sehat alami. Program in i sangat memihak kepada anak balita dan ibu hamil serta melahirkan. ***

Penulis adalah Ketua Umum Dewan Nasional Indonesia
untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS).


Tags: