Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani.

Surabaya (Pendis) - Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Ditjen Pendis Kemenag) menggelar agenda penting yang bertujuan untuk mengimplementasikan moderasi beragama di lembaga pendidikan Islam, khususnya di Madrasah.

Kegiatan ini berfokus pada pembahasan pola implementasi program moderasi beragama dan penguatan wawasan Islam rahmatan lil ‘alamin serta multikultural dalam lingkungan madrasah.

Pentingnya moderasi beragama ditekankan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani, yang menganggapnya sebagai salah satu program prioritas Kementerian Agama. Menurutnya, moderasi beragama adalah landasan penting dalam menghadapi perubahan global dan membangun masyarakat yang harmonis.

"Madrasah harus mengutamakan integritas, solidaritas, dan tenggang rasa dalam memperkuat moderasi beragama. Ini adalah bagian integral dari pengembangan pendidikan agama Islam yang rahmatan lil ‘alamin," kata Ramdhani saat memberikan pengarahan kepada kepala Madrasah di Kota Surabaya dan sekitarnya pada Minggu (22/10).

Ramdhani juga menyoroti pemahaman keliru yang menganggap moderasi beragama sebagai pendangkalan agama. Sebaliknya, moderasi beragama memperkuat nilai-nilai keagamaan dan membantu individu menjadi insan yang berbudi.

"Insan berbudi adalah mereka yang memiliki wajah yang ramah dan penuh kasih, mereka yang mengajak tanpa merendahkan, mereka yang membina tanpa mencemooh, dan mereka yang mencintai tanpa mencaci. Karena agama sejatinya menghuni hati manusia tanpa kekerasan," tambah Ramdhani.

Madrasah, sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia, memiliki peran penting dalam mencapai visi ini. Kehadiran Madrasah selama bertahun-tahun telah membuktikan keunggulannya sebagai lembaga pendidikan berbasis keislaman.

Ramdhani juga merujuk pada tiga ramalan masa depan Indonesia yang dikeluarkan oleh World Bank, McKinsey, dan Bappenas. Meskipun dengan metodologi dan sumber data yang berbeda, ketiga lembaga tersebut mencapai kesimpulan yang sama, bahwa pada tahun 2045, Indonesia akan mencapai posisi kelima sebagai kekuatan ekonomi dunia.

Namun, Ramdhani menekankan bahwa untuk mencapai Indonesia Emas 2045, moderasi beragama harus hadir dalam kehidupan sehari-hari, karena agama seharusnya menyatukan dan mempromosikan harmoni sosial.

Dalam konteks pendidikan, Ramdhani mendukung penggabungan wawasan kearifan lokal dengan moderasi Islam. Siswa Madrasah memiliki peran penting dalam merawat dan mengembangkan moderasi beragama ini.

"Agama harus menyebarkan kebaikan dan menghormati sesama manusia," tegas Ramdhani.

Ramdhani menutup pidatonya dengan sebuah ajakan untuk membangun agama masa depan yang didasarkan pada moderasi beragama, yang mendorong esensi agama dan harmoni sosial.

Kegiatan Implementasi Moderasi Beragama pada Kelembagaan Madrasah ini memberikan kesempatan untuk memahami pentingnya pendidikan moderasi beragama dalam menciptakan generasi muda yang mencintai tanah air, harmoni, dan toleransi.

"Diharapkan, langkah-langkah seperti ini akan terus diperkuat demi mewujudkan masyarakat yang damai dan bermartabat," tutupnya.