Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Malang (Pendis) — Para mahasiswa harus belajar agama dengan benar, melalui sumber-sumber yang otoritatif dan metode yang tepat yang dilakukan oleh ahlianya. PTKI menjadi tempat terbaik untuk belajar agama.

Demikian ditandaskan Kepala Subdirektorat Ketenagaan, Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Ditjen Pendidikan Islam, Kemenag RI, Ruchman Basori saat menggembleng mahasiswa baru pada Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, pada Kamis (24/08/2023).

Dikatakan oleh Ruchman, mahasiswa harus kritis, mampu memilih dan memilah segala ilmu pengetahuan yang masuk dan tak kalah pentingnya dibarengi dengan counter terhadap paham keagamaan yang intoleran dan radikal. 

Dihadapan ribuan mahasiswa baru FITK UIN Malang ini, Aktivis Mahasiswa ’98 ini prihatin dengan munculnya ujaran kebencian yang justeru dilakukan oleh kalangan terpelajar. “Mahasiswa UIN Malang harus tampil di muka mengejawantahkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin yang sesuai dengan cara beragama orang Indonesia," katanya.

Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor Bidang Kaderisasi ini menyitir Menteri Agama Yaqut Cholil Qaumas yang menyampaikan tiga masalah yang dihadapi Indonesia saat ini. Pertama, munculnya kelompok yang mempertanyakan konsensus nasional. Kelompok ini ingin mengubah dasar negara Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika, yang telah dirumuskan the founding bangsa ini.

Masalah kedua lanjut Ruchman adalah kelompok yang merasa dirinya sebagai orang yang paling benar (truth claim Keagamaan). Ketiga adalah kelompok silent majority, kelompok besar yang memilih diam. Mereka adalah kategori orang-orang yang tidak peduli ketika ideologi negara terancam, ujaran kebencian merajalela dan lain sebagainya.

Ruchman juga mengingatkan agar mahasiswa FITK UIN Malang untuk menjadikan era revolusi 4.0 dan 5,0 sebagai peluang dan tantangan. Majunya teknologi informasi, komunikasi, disrupsi (kektidakpstian) dan fenomena matinya kepakaran (the death of expertice) dijadikan pelecut menjadi sarjana tarbiyah yang profesional.

“Kampus ini mempunyai Ma’had Al Jami’ah yang akan menggodok Anda semua menjadi pribadi yang tafaqquh fiddin, sekaligus mempunyai ilmu pengatahuan dan teknologi untuk menjawab masa depan”, terang Ruchman. 

Tidak lupa Ruchman yang juga aktif di PMII sewaktu mahasiswa ini meminta kepada para mahasiswa baru untuk menjadi aktivis mahasiswa agar tumbuh menjadi intelektual yang berada di akar rumput, bukan berada di Menara gading. 

Ketua PMU BIB Kemenag RI ini juga meminta agar mahasiswa memanfaatkan Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) yang merupakan beasiswa kolaborasi antara LPDP-Kemenag. “Nanti di semester 3 ikutlah program MORA Overseas Student Mobility Awards (MOSMA) ke luar negeri, yang akan dihargai setara 20 SKS," ajaknya.

BIB Kemenag juga akan mengantarkan Anda untuk meraih impian studi lanjut S1, S2 dan S3 Dalam dan Luar Negeri full scholarship.