Peneliti muda Razita Naila dan Aditya yang merupakan pelajar di MTsN 1 Banda Aceh

Peneliti muda Razita Naila dan Aditya yang merupakan pelajar di MTsN 1 Banda Aceh

Semarang (Pendis) - Peneliti muda Razita Naila dan Aditya Achmad bersama ARC-PUIPT Nilam Universitas Syiah Kuala (USK) berhasil meraih medali emas pada kompetisi internasional AISEEF (ASEAN Innovative Science Enviromental and Entrepreneur Fair) 2024. Kedua peneliti muda tersebut merupakan pelajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Banda Aceh.

Prestasi ini diraih atas penelitian mereka berjudul "Formulation and Testing of Stick Deodorant with Bioactive Components Molecularly Distilled Aceh Patchouli Oil”. AISEEF merupakan ajang kompetisi internasional yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro (UNDIP) bekerjasama dengan Indonesian Young Scientist Association (IYSA).

Tahun ini, kompetisi AISEEF ke-5 berlangsung secara hybrid pada 2-5 Februari 2024 di Semarang, Jawa Tengah yang diikuti 457 tim dari 17 negara, yaitu Indonesia, USA, Thailand, Turki, Uni Emirat Arab, Malaysia, Philipina, Kazakhstan, Iran, China, Rumania, Singapura, Korea, Yunani, Mecedonia, Portugal dan Hongkong. 

Kompetisi ini dimulai dengan tahap pendaftaran pada 10 Januari 2024, dilanjutkan mengunggah dokumen (extended abstract danPPT presentasi) dan penjurian online pada 2 Februari 2024 serta penjurian offline pada 3 Februari 2024.  

Dukungan ARC-USK Dalam perjalanan mempersiapkan diri menuju kompetisi internasional tersebut, Razita Naila dan Aditya Achmad berlatih di ARC-USK. Mereka dibimbing langsung oleh salah satu peneliti ARC dan Dosen Prodi Teknik Industri USK, Friesca Erwan. 

Razita dan Aditya dilatih untuk bisa presentasi dengan baik agar bisa tampil maksimal dan mampu meyakinkan juri dalam penyampaian hasil penelitian mereka. Kedua siswa MTsN 1 Banda Aceh itu juga serius melakukan penelitian di ARC, menulis laporan dan menyiapkan bahan presentasi. 

"Mereka melakukan percobaan pembuatan deodoran dengan bahan aktif nilam di laboratorium proses ARC dan memeriksa daya hambat bakteri dari deodoran tersebut di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran USK," ujar Friesca.

Sementara itu untuk membuat formulasi deodoran, mereka dibimbing peneliti ARC lainnya, Nadia Isnaini yang juga dosen farmasi USK. "Semoga prestasi ini menjadi kebanggaan siswa, sekolah dan orang tua. Serta memotivasi siswa Aceh lainnya untuk sejak muda belajar menjadi peneliti handal," tutup Friesca.