Pembelajaran Sinopsis Masih Rendah

Pembelajaran Sinopsis Masih Rendah

Oleh Mulyono

PEMBELAJARAN bahasa Indonesia pada kemampuan siswa dalam menulis atau membuat sebuah ringkasan (sinopsis) atau mengarang (bercerita) masihlah sangat rendah. Kesulitan-kesulitan seringkali dialami oleh siswa yang banyak disebabkan oleh guru, dalam arti guru belum bisa menarik siswa untuk lebih tertarik dalam membuat sebuah karangan atau ringkasan, membuat siswa untuk mudah mengerti dan memahami bagaimana cara menulis, atau paling tidak mengenalkan bagaimanakah langkah-langkah dalam membuat suatu tulisan (karangan) lebih khususnya dalam membuat sebuah sinopsis yang benar.


Di Sekolah Dasar sering dikeluhkan oleh sebagian besar Guru SD, bahwa banyak siswa kelas V dan VI sering mengalami kesulitan dalam membuat ringkasan. Selain kurangnya latihan-latihan dalam membuat ringkasan. Karena juga kegemaran siswa dalam membaca sangat kurang, padahal keberhasilan seseorang dalam membuat ringkasan banyak ditentukan oleh faktor penulis/peringkas dalam membaca, bahkan diperlukan lebih dari satu kali membaca agar mengetahui isi dari materi atau buku yang akan diringkas.

Maaf kadang para guru pun belum paham betul apa itu sinopsis (pengertian), bagaimana langkah-langkah dalam menyusun sinopsis, dan bagaimana cara menilai sinopsis hasil karya siswa.
Sinopsis adalah ikhtisar karangan ilmiah yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli yang menjadi dasar sinopsis itu, atau ringkasan atau abstraksi (KBBI, 1988: 845). Sinopsis mengandung tiga pengertian yaitu; ikhtisar karangan, ringkasan, atau abstraksi, Keraf (1977: 84) menyatakan bahwa ringkasan adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk pendek.

Penulisan ringkasan harus berbicara sesuai dengan tulisan pengarang. Oleh karena itu dalam ringkasan, kalimat "Dalam alinea ini penulis mengatakan "atau "Penulis berpendapat" harus dihindari.

Pernyataan demikian adalah suara penulis yang membuat ringkasan. Penulis yang membuat ringkasan seyogianya langsung menyusun ringkasan tersebut, yang dimulai dengan meringkaskan kalimat-kalimat, alinea-alinea, bab-bab atau bagian-bagian yang lain dan seterusnya. Tidak berbeda jauh pula dengan pengertian ikhtisar yang berarti pula sebagai ringkasan. Hanya penggunaanya pada umumnya diarahkan pada buku-buku karya ilmiah.


Sebelum kita mulai menyusun sinopsis, terlebih dahulu barlatihlah membuat ringkasan yang diambil dari sebuah karya atau artikel. Hal ini sangat berguna untuk mengembangkan ekspresi dan latihan menghemat kata. Latihan ini harus dilakukan secara itensif untuk mengembangkan daya konsentrasi, serta mempertajam dalam menangkap pemahaman isi bacaan secara tepat, cermat, dan efektif.


Latihan menyusun sinopsis harus diawali dari membaca, maka berlatihlah secara terus menerus akan mengembangkan kemampuan membaca cepat, tepat dan cermat. Membaca dengan cara demikian amat diperlukan untuk membantu mempertajam gaya bahasa, serta menghindari uraian-uraian yang panjag lebar.

Mulyono, M.Pd (Guru SD Negeri Bringin 02)


Tags: