PENDAPAT GURU

PENDAPAT GURU

AKHIR-AKHIR ini kita sering mendengar tentang perilaku buruk remaja. Seperti remaja kecanduan merokok, narkoba, seks bebas, menonton video porno, tawuran dll. Ketika melewati jalan raya, ironis dan memprihatinkan melihat anak-anak usia sekolah sudah merokok. Mereka dengan santai tanpa ada rasa bersalah maupun canggung merokok di depan orang banyak. Apalagi generasi penerus kita sebagian besar telah menyalahgunakan kemajuan teknologi arus globalisasi. Menggunakan media internet bukan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan yang bermanfaat, tetapi untuk mendownload hal-hal yang berbau porn-action.. Kita sebagai guru yang bertanggung jawab akan moral, akhlak, maupun budi pekerti generasi penerus tak boleh membiarkan semua ini terus terjadi. Kita sebagai guru tidak hanya bertugas mengajar siswa untuk pandai, berprestasi atau berwawasan luas. Namun, sebagai guru yang baik juga mengutamakan pendidikan moral anak didik untuk masa depan bangsa. Berawal dari diri kita sendiri untuk selalu optimis, mengintrospeksi diri, berusaha menjadi teladan perilaku yang baik bagi diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Sebagai pendidik, guru lebih banyak sebagai sosok panutan yang memiliki nilai moral dan agama yang patut ditiru dan diteladani siswa. Tidak mudah memang, karena sebagai guru tidak hanya sekadar mengajarkan ilmu pengetahuan, pelajaran maupun wawasan. Tetapi lebih dari itu dituntut mendidik siswa menjadi pribadi yang berakhlak mulia. Contoh dan keteladanan itu lebih merupakan aspek-aspek sikap dan perilaku, budi pekerti luhur dan akhlak mulia seperti jujur, tekun, mau belajar, amanah, social dan sopan santun terhadap sesama. Sikap dan perilaku guru yang sehari-hari dapat diteladani siswa di dalam maupun di luar kelas merupakan alat pendidikan yang diharapkan mampu membentuk kepribadian siswa di masa depan. Dalam konteks ini, sikap dan perilaku guru menjadi semacam bahan ajar secara tidak langsung yang dikenal dengan hidden curriculum. Sikap dan perilaku guru itu akan ditiru dan diikuti siswa. Dalam hal ini guru dipandang sebagai role-model digugu dan ditiru siswanya. Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan dalam membentuk akhlak yang baik. Pertama, membiasakan para siswa melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. Seperti membiasakan siswa untuk saling menolong, membantu dan menghargai orang lain. Siswa dilatih menjalankan perintah agama dan menjauhi larangan agama untuk membentuk pribadi siswa yang mulia. Kedua, setelah siswa dapat membedakan mana perilaku yang termasuk golongan akhlak yang baik dan buruk, mereka juga diberi kesadaran pentingnya pendidikan agama dan moral diterapkan. Ketiga, Berlatih terus menerus untuk berperilaku baik dan disertai motivasi dari orang tua, sekolah dan masyarakat. Anak tidak cukup hanya mempunyai pengetahuan dan kesadaran, tetapi juga harus mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Keempat, memelihara moral agama serta akhlak siswa. Hal tersebut bertujuan agar akhlak yang baik tersebut dapat terpatri dalam diri siswa sampai dewasa. Kerja sama dari berbagai pihak baik siswa itu sendiri, keluarga, sekolah dan masyarakat sangat membantu memelihara moral agama serta akhlak siswa. Akhlak generasi muda di masa mendatang bisa diubah jika kita mau mengubahnya, mulailah dari diri kita sebagai seorang guru yang patut dijadikan contoh. Membiasakan siswa sejak dini untuk berperilaku baik diharapkan menjadi pribadi berakhlak mulia sepanjang hidupnya. q-s (Penulis adalah Guru SDN Dalangan, Caturharjo, Sleman).


Tags: