Pendidikan Olahraga Dapat Bangun Karakter Siswa

Pendidikan Olahraga Dapat Bangun Karakter Siswa

SEMARANG - Distorsi dalam segi moral yang melanda karakter masyarakat Indonesia dapat dibangun melalui pendidikan olahraga. Pendekatan dengan pendidikan olahraga itu sendiri dapat dilakukan kepada siswa di kelas, sekolah ataupun di dalam rumah.

Hal itu disampaikan Tenaga Ahli Bidang Olahraga Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) Prof Toho Cholik Mutohir, pada seminar yang digelar dalam rangka Dies Natalis Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Semarang (Unnes) di Patra Convention Hotel, Sabtu (28/5). Menurutnya, pendidikan karakter dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan belajar mengajar yang diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran. Sebab, pendidikan jasmani tersebut tidak sekadar gerak badan, tapi juga alat yang strategis untuk membina karakter.

’’Selain harus dibiasakan dalam kehidupan keseharian siswa dan juga dapat diintegrasikan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka, karya tulis, dan sebagainya,’’ terangnya.

Proses Internalisasi

Dalam olahraga mengandung nilai-nilai kejujuran dan sportivitas. Karena itu, merupakan langkah sangat maju untuk memosisikan kembali olahraga dalam pembentukan karakter.

Sekurangnya ada 100 model pembangunan karakter yang dikumpulkan berdasar masukan dari para guru. Antara lain menggunakan strategi melalui permainan dan olahraga serta mengembangkan sikap sportif dalam interaksi keseharian.

Pembicara lain, Ketua Forum Fakultas Ilmu Keolahragaan se-Indonesia M Furqon Hidayatullah menambahkan, pendidikan karakter membutuhkan proses internalisasi nilai-nilai. Karena itu, diperlukan pembiasaan diri untuk masuk ke dalam hati.

Nilai-nilai karakter seperti menghargai orang lain, disiplin, jujur, amanah, dan sabar dapat diintegrasikan dan diinternasilisasi ke dalam seluruh kegiatan sekolah.

Ketua Komisi Yudisial (KY) Prof Eman Suparman menegaskan, jika pendidikan karakter amat penting artinya untuk menciptakan calon pemimpin bangsa. Dengan adanya pendidikan karakter, diharapkan masing-masing SDM dapat menjunjung sportivitas.

Karena itu, pihaknya bersama beberapa tokoh mengusulkan kepada Presiden SBY untuk membentuk lembaga seperti Badan Penyelenggara Pelaksanaan Pendidikan Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila (BP7). Tujuannya untuk mengembalikan Pancasila sebagai landasan pikir bangsa.(K3-75)


Tags: