Penting, Pengembangan Soft Skill Siswa

Penting, Pengembangan Soft Skill Siswa

SEMARANG- Pengembangan soft skillsiswa yang bersifat nonteknis harus lebih diperhatikan oleh sekolah. Dengan demikian, satuan pendidikan tidak melulu melakukan pengembangan pada aspek teknis.

Hal itu disampaikan Kabid Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Provinsi Jateng Kartono pada diskusi Sistem Pembinaan Prestasi bagi Insan Pendidikan di Jateng, kemarin.

Dia menjelaskan, aspek-aspek yang bersifat nonteknis itu seperti kepercayaan diri dan kemampuan berkomunikasi siswa. Pengembangan aspek ini sangat bermanfaat dalam mendorong siswa untuk berprestasi.

Berdasarkan data prestasi di bidang pendidikan yang diraih sekolah-sekolah di wilayah Jateng, dari tahun ke tahun hasilnya terus meningkat, seperti dalam olimpiade dan perlombaan, baik yang diraih di tingkat nasional maupun internasional.

Pada 2008 setidaknya ada 188 medali dari berbagai kejuaraan yang diperoleh 272 siswa. Pada 2009 meningkat menjadi 219 medali yang diraih 384 siswa dari berbagai sekolah di wilayah Jateng.

Kemudian tahun 2010 perolehan medali meningkat menjadi 372 dari berbagai kejuaraan yang diraih 550 siswa dan pada tahun 2011 kembali meningkat menjadi 432 medali yang diraih 563 siswa berbagai jenjang sekolah.

"Peningkatan perolehan dan jumlah siswa peraih medali membuktikan pembinaan yang dilakukan sekolah cukup berhasil, namun sebaiknya sekolah terus mengoptimalkan langkah pembinaan," kata Kartono.

Tiga Langkah

Dalam setiap kejuaraan, pihak provinsi turut memfasilitasi pembinaan yang dilakukan sekolah. Untuk strategi pembinaan prestasi siswa, kami terapkan tiga langkah pokok, yakni pembinaan berjenjang, terstruktur, dan berkesinambungan.

Kepala SMP Negeri 2 Semarang Sutomo menjelaskan, pihaknya selama ini melakukan berbagai langkah untuk mengasah bakat, minat, dan kemampuan siswa agar berprestasi.

Selain melalui pembelajaran, para siswa juga dibekali soft skill, seperti kedisiplinan, kemampuan mengatasi masalah, serta kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi dengan masyarakat secara baik.

"Pembinaan soft skill yang dilakukan seperti mendidik siswa untuk mengatasi masalah melalui simulasi pemadaman kebakaran dan kemampuan sosialisasi melalui program tinggal beberapa waktu di wilayah pedesaan. Di samping itu, pendidikan karakter juga kami tanamkan pada mereka, misalnya keharusan bersalaman dengan guru saat memasuki sekolah. Bagi guru ini menjadi langkah pendisiplinan, sebab kami atur sistem piket," ujarnya.


Tags: