foto bersama narasumber dan peseta FGD

foto bersama narasumber dan peseta FGD

Pekalongan (Pendis) - Kualitas sebuah lembaga pendidikan dilihat dari kiprah alumni. Semakin tinggi keterserapan alumni di dunia kerja atau usaha, maka semakin bagus pula reputasi kampus almamaternya. Bertolak dari hal tersebut, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama, Dr. H. Muhlisin Menggelar Focus Group Discussion (FGD) alumni dan pengguna alumni. Acara yang dihelat pada, Kamis (22/10) di Hotel KHAS Pekalongan ini mengambil tajuk “Optimalisasi Peran Alumni sebagai Salah Satu Pilar Pengembangan UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan Menjadi Perguruan Tinggi Berreputasi Unggul”

Kegiatan yang dikemas dalam suasana santai ini menghadirkan pembicara dari alumni yang sudah berkiprah di tingkat nasional, Abdul Basith, Peneliti di Kementerian Agama RI dan Khizanaturrohmah, anggota Tim Asistensi Menteri Ketenagakerjaan RI serta Maryono, dan Direktur BSI Cabang Pekalongan sebagai User alumni. Acara ini dihadiri oleh Ketua Ikatan Ketua Alumni (IKA) UIN Gus Dur periode 2018-2023 Dr. H Samani, para Wakil Dekan III, perwakilan alumni per-angkatan dan perwakilan fakultas yang berjumlah sekitar 75 orang, serta pengguna alumni dari berbagai lembaga di Pekalongan dan sekitarnya.

Muhlisin dalam sambutannya mengungkapkan, FGD ini bertujuan untuk memperkuat kiprah dan peran alumni dalam konteks pengembangan kelembagaan kampus. “Reputasi sebuah kamus dapat dilihat dari kiprah alumninya, kampus-kampus besar biasanya juga memiliki alumni yang berkiprah pada level nasional. Misalnya, Ketua Kagama UGM Pak Ganjar Pranowo, Ketua IKA Undip Pak Muqowwam, Ketua IKA UPI Enggrtiasto Lukito dan sebagainya. Semuanya adalah orang-orang dengan kiprah luas, baik di bidang politik maupun kemasyarakatan”. Ketua LP Ma’arif NU Kabupaten Pekalongan juga mendorong agar IKA UIN Gus Dur segera memiliki Akta Hukum dan berdiri sebagai badan hukum yang mandiri. Sebagai wujud dukungan dari kampus, ia menjanjikan penyediaan kantor dan fasilitas pendukung sebagai hombase organisasi IKA serta pembuatan website yang memuat kiprah alumni di masyarakat. Ia juga siap memfasilitasi pertemuan-pertemuan insidentil-strategis yang dibutuhkan alumni.

Pada sesi materi, Abdul Basith menyampaikan beberapa pesan, di antaranya agar alumni meningkatkan skill yang sesuai dengan tantangan dan dinamika zaman serta rajin bersilaturahim dan membangun jejaring antar sesama alumni. Pria yang akrab dipanggil Kang Basit itu juga siap membantu alumni yang ingin berkiprah dalam lingkup yang lebih luas, khususnya dalam bidang penelitian yang menjadi expert dan keahliannya.

Senada dengan Basith, Khizanaturrohmah juga menjelaskan bahwa dirinya bisa menjadi “orang nasional” juga tidak lepas dari jejaring antar alumni dan rajin berorganisasi. Perempuan energik ini juga mengungkapkan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan para alumni dalam bidang-bidang ketenagakerjaan yang menjadi konsen dan pekerjaannya sebagai tim asistensi Menteri Ketenagakerjaan RI.

Pembicara ketiga dari unsur user alumni, Maryono menyampaikan hal-hal yang perlu dikuasai alumni di dunia kerja, seperti skill berkomunikasi yang baik, penguasaan IT serta kemampuan adaptasi dalam iklim kerja yang berbasis digital. Ia juga mengungkapkan bahwa secara umum alumni UIN Gus Dur yang bekerja di kantornya memiliki job performance yang cukup baik.

Setelah sesi materi, acar dilanjutkan dengan FGD yang menghasilkan beberapa rekomendasi, di antaranya ; Pertama, agar reorganisasi IKA UIN Gus Dur dilaksanakan dengan baik dan menghasilkan kepengurusan yang lebih baik; Kedua, agar IKA UIN Gus Dur segera mengurus legalitas menjadi badan hukum agar dapat berkiprah secara lebih luas, dan ketiga, agar konfigurasi kepengurusan IKA dapat mengakomodasi alumni dari berbagai latar belakang dan mempertimbangkan keterwakilan daerah dan jurusan