Perlu Perubahan Standar Pendidikan

Perlu Perubahan Standar Pendidikan

JAKARTA - Pemerintah diminta segera menyiapkan standar pelayanan
minimal pendidikan. Bila tidak, ujian nasional akan menjadi ajang stres tahunan.

“Menteri Pendidikan Nasional jangan hanya menjadi pemadam kebakaran terkait dengan rencana pemberian disinsentif bagi sekolah yang nilai sekolahnya bagus tapi nilai UN-nya kecil,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia Sulistyo di Gedung DPD RI Senayan Jakarta, baru-baru ini.

Anggota Komite III DPD RI itu menilai, masih banyak kebijakan yang bersifat reaktif. Padahal, menurutnya, harus ada kontinuitas dalam pendidikan, termasuk di dalamnya keberlanjutan pembinaan terhadap sekolah dan guru.
“Dengan demikian, mereka tidak dikejutkan oleh aturan dan sistem yang berubah dari waktu ke waktu. Apalagi bila perubahan tersebut dilakukan tanpa sosialisasi yang jelas,” tuturnya.
Timbul Masalah Menurut Sulistyo, perlu ada perubahan pendidikan yang bagus dan dimulai dengan perencanaan yang baik. Kemdiknas juga diminta tidak hanya melahirkan tugas, tapi tidak ada pelurunya.

“Bagaimana menjalankan banyak program bila anggaran tidak ada dan penyaluran dana BOS terlambat? Masa guru dan sekolah yang dihukum,” ungkapnya.

Karena itu, dia berharap pemerintah menyiapkan UN dengan lebih baik. Menurutnya, persoalan keterlambatan penyaluran dana BOS membuat masalah semakin parah. “Sebab, upaya penyiapan UN dan energi berkurang. Bahkan, banyak guru di sekolah swasta kecil dan guru honor yang tidak digaji,” ujarnya.

Meski demikian, Sulistyo mengakui tingkat ketegangan pada UN kali ini relatif menurun. Hal itu tidak terlepas dari adanya pembobotan, sehingga komposisinya menjadi 60:40. Namun hal itu masih menimbulkan masalah. Sebab, menjadi aneh bila nilai sekolah terlalu tinggi, tapi nilai UN terlalu rendah.

Dia menambahkan, UN masih dijadikan indikator keberhasilan pendidikan di sejumlah daerah. Padahal, bila hal itu masih diteruskan, akan mendorong upaya-upaya tidak fair. “Namun demikian, saya berharap tidak ada sekolah yang memanipulasi nilai,” tandasnya. (H28,J22-37)


Tags: