Pesantren  Kembangkan Kurikulum Kewirausahaan

Pesantren Kembangkan Kurikulum Kewirausahaan

Bogor (Pendis)--Kementerian Agama melalui Subdit Pendidikan Kesetaraan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren menyelenggarakan kegiatan Pengembangan Vokasi Pendidikan Kesetaraan pada Pondok Pesantren Salafiyah (PKPPS) pada tanggal 12-13 September di Swiss-belhotel Bogor, Jalan Salak.

Kegiatan ini diikuti oleh pengelola pondok pesantren pada 17 Kanwil Kementerian Agama Provinsi, pimpinan PKPPS atau pengelola unit usaha pada PKPPS. Kegiatan ini bertujuan agar Pondok Pesantren Salafiyah Penyelenggara Pendidikan Kesetaraan dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada diri santri yang belajar di pesantren tersebut. Dan bagi pesantren yang sudah mempunyai unit usaha pesantren dapat menularkan pengalamannya serta mengembangkan usahanya dengan baik.

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Prof. Dr. Waryono dalam sambutanya menyampaikan bahwa kegiatan ini  harus bermakna, maka harus ada tndak lanjutnya, jika tidak ada tindak lanjutnya. Karena pendidikan vokasi adalah termasuk kategori practical knowledge, artinya pengetahuan didapat saat praktik di lapangan.

Selanjutnya, untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada diri santri perlu ada pembelajaran atau pelatihan kewirausahaan dalam kurikulum di pendidikan pesantren. Waryono mengatakan bahwa “pesantren harus mampu memanfaatkan lahan yang dipunyai pesantren atau lahan kosong di sekitar pesantren, karena agama juga memerintahkan agar umatnya tidak menelantarkan tanah kosong menjadi lahan tidur (ihyau al mawat).” Senin, (12/9/2022)

Kasubdit Pendidikan Kesetaraan, Rahmawati, juga mengatakan bahwa praktek vokasi pada PKPPS perlu ditingkatkan agar bermanfaat  untuk santri, kemandirian pesantren, dan pengembangan ekonomi masyarakat pesantren secara umum. Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa “Dengan adanya usaha yang dikembangkan oleh pesantren, diharapkan akan dapat menopang kebutuhan operasional pesantren itu sendiri, sekaligus dapat membantu mengembangkan perekonomian masyarakat sekitar.”

Pada kegaiatan tersebut menghadirkan empat narasumber. Tiga narasumber berasal dari pesantren yang telah mengembangkan usaha yang luar biasa, diantaranya dari pesantren al-Ittifaq Bandung. Usaha yang dijalankan oleh al-Ittifaq telah berkembang luar biasa besar, produknya masuk di pasar modern dan tersebar di berbagai daerah se-Indonesia. Irvan Sadikin yang hadir sebagai perwakilan dari al-Ittifaq mengatakan bahwa usaha yang dikembangkan oleh santri-santri al-Ittifaq ini termotivasi oleh nasihat Kiai Fuad Afandi (alm) yaitu, jangan ada waktu sedetikpun yang nganggur, jangan tinggalkan sejengkal tanah yang tidur, dan jangan biarkan ada sampah yang mawur,ujarnya. 

lanjut beliau berpesan untuk menjaga kepercayaan pasar terhadap suatu produk, kita harus menjaga empat K yaitu Kualitas, Kuantitas, Kontinuitas, dan Komitmen.  

 

 


Tags: # pesantren