POSPENAS dan Hari Santri sebagai Momentum Resolusi Jihad  Ke-Islaman dan Ke-Indonesiaan

POSPENAS dan Hari Santri sebagai Momentum Resolusi Jihad Ke-Islaman dan Ke-Indonesiaan

Serang (Pendis) - Pada prosesi pembukaan Pekan Olahraga dan Seni Antar Pondok Pesantren (POSPENAS) ke-7 pada tanggal 22 Oktober 2016 lalu, Presiden Joko Widodo memberi pesan agar kita semua mampu menghormati, meneladani, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan kita. Momentum tersebut bertepatan dengan Resolusi Jihad yang dikumandangkan KH. Hasyim Asy`ari sebagai peletak dasar fundamental bagi upaya mempertahankan dan mengisi perjuangan kebangsaan kita atas dasar nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan, khususnya kepada para santri sebagai anak bangsa.

"Resolusi Jihad dikumandangkan sebagai jawaban para tokoh ulama pesantren, bahwa membela tanah air dari penjajah hukumnya wajib atas dasar agama. Oleh karenanya, resolusi jihad tersebut tidak semata-mata untuk membela agama Islam saja, tetapi juga membela Negara Kesatuan Republik Indonesia. Integritas ke-Islaman dan ke-Indonesiaan yang bersatu padu menjadi satu inilah yang merupakan substansi dari Hari Santri yang kita peringati", ujar Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Serang (28/10/16).

Kini persis di tanggal 28 Oktober di Hari Sumpah Pemuda, kita memperoleh momentum penting bagi penyelenggaraan even POSPENAS ini, yakni sinergisitas ke-santrian dan ke-pemudaan. Santri merupakan elemen penting dari pemuda, dan pemuda harus berani tampil di depan, baik dalam memperjuangkan maupun mengisi pembangunan demi menegakkan NKRI. Oleh karenanya, santri harus terus berkiprah, berprestasi, dan berdedikasi dengan semaksimal mungkin.

"Berkaitan dengan itu, pemerintah telah memberikan perhatian yang tidak sedikit untuk santri pondok pesantren. Tidak hanya afirmasi secara regulasi atau rekognisi, tetapi juga sejumlah layanan fasilitas sebagaimana yang diterima para siswa di sekolah dan di madrasah, diantaranya adalah bantuan Program Indonesia Pintar. Program Indonesia Pintah ini merupakan wujud kepedulian pemerintah untuk mendorong semua anak bangsa yang berasal dari keluarga kurang sejahtera agar terus melanjutkan pendidikannya; baik di sekolah, madrasah maupun pesantren", terang Lukman.

Di event POSPENAS ini, patut mengingatkan kita semua mengenai nilai-nilai dalam memperjuangan secara sinergis antara kepentingan agama dan negara. Kepentingan agama hanya dapat direalisasikan pada saat negara yang didirikan dalam keadaan kondusif. Demikian juga, kepentingan negara akan dapat dilaksanakan manakala kepentingan agama dapat kita tegakkan. Oleh karenanya, Bapak Bangsa kita sangat tepat menjadikan Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila dan NKRI mengakomodir semua kepentingan agama-agama yang ada di negara kita. Maka, hendaknya seluruh rakyat dan bangsa Indonesia terus mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila sebagai harga mati.

"Waspadai upaya pemahaman dan gerakan yang mengatasnamakan agama, tetapi sesungguhnya meruntuhkan Pancasila dan NKRI. Gerakan keagamaan yang mencerabut identitas dan sendi-sendi NKRI merupakan gerakan yang patut dihadapi bersama", tegasnya.

POSPENAS sangat tepat menjadi ajang membuktikan kemampuan dan kelihaian para santri terutama dalam sejumlah cabang olahraga dan seni, "dengan penuh sportifitas, kejujuran, dan silaturahim kita semua telah membuktikan kepada seluruh khalayak bahwa santri-santri pondok pesanntren merupakan aset bangsa yang sangat luar biasa. Para santri tidak hanya mendalami ilmu agama, tetapi juga memiliki kemampuan dalam bidang olahraga dan seni".

Agama merupakan ruh dari seluruh rangkaian kehidupan yang membutuhkan kejernihan hati dan pikiran, olahraga merupakan simbol kesehatan jasmani yang prima, dan seni sebagai wujud kepekaan rasa yang tinggi. Kejernihan hati dan akal, kesehatan fisik, serta kepekaan rasa; semuanya telah dimiliki oleh para santri pondok pesantren.

"Masa depan yang sukses InsyaAllah akan diraih oleh para santri pondok pesantren, para santri hendaknya memiliki kepercayaan diri atau konfidensi yang tinggi, keyakinan yang kuat dan terus meningkatkan prestasi guna meraih masa depan yang gemilang. Melalui POSPENAS, semangat resolusi jihad sebagaimana dalam Peringatan Hari Santri harus kita wujudkan dengan kekuatan hari, pikiran, fisik, dan rasa yang menggelora untuk berkontribusi membangun bangsa demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia", terang mantan Wakil Ketua MPR ini.

Pertandingan dalam event POSPENAS telah usai dilakukan. Kini saatnya bagi para santri membuktikan semangat prestasi POSPENAS pada ruang dan waktu yang lebih luas, terutama di lingkungan masing-masing, "baik santri yang menjadi juara atau belum, di mata saya kalian semua sungguh telah menjadi sang juara. Selamat kepada seluruh kontingen dan peserta POSPENAS, tunjukkan prestasi di masyarakat dengan penuh dedikasi dan akhlakul karimah. Teruskan semangat belajar, tingkatkan persaudaraan sesama kawan, dan wujudkan kedamaian dengan keteduhan akhlak dan perilaku. Seluruh bangsa Indonesia menitipkan masa depan ke tangan kalian. Jaga negara dan bangsa, jaga NKRI dan jaga masa depan kita semua".

(sya/ra)


Tags: