Program 5000 Doktor <i>Nurturant-Effect</i> bagi Pengembangan DIKTIS di Indonesia

Program 5000 Doktor <i>Nurturant-Effect</i> bagi Pengembangan DIKTIS di Indonesia

Jakarta (Pendis) - Program Beasiswa 5.000 Doktor yang digulirkan Kementerian Agama pada tahun 2015 ini, mulai memunculkan harapan baru bagi pengembangan pendidikan tinggi Islam (DIKTIS) di Indonesia. Sebanyak 1.074 orang peserta program, putra-putri terbaik dari seluruh negeri, yang lolos seleksi tahun ini akan memperoleh kesempatan untuk menuntut ilmu dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi masing-masing guna menjadi pemimpin dan tokoh bangsa yang mampu memberi teladan dan perubahan positif bagi Indonesia ke depannya.

Animo para dosen, tenaga kependidikan, dan alumni PTKI untuk melanjutkan studi sangat besar. Pendaftar beasiswa studi di universitas dalam negeri yang menjalin kerjasama dengan Kementerian Agama seperti UI, UGM, ITB, IPB, Unhas, UM Malang, UPI, UNJ dan UIN mencapai 2647 orang. Naik secara signifikan hampir 100% dari tahun sebelumnya. Kuota yang diperebutkan tahun 2015 dengan total anggaran 39 milyar hanya bisa meng-cover 992 orang. Selebihnya, anggaran yang tersedia dialokasikan untuk membiayai penerima beasiswa yang on going sejak 2012 sebesar 15 milyar.

Sementara itu, pendaftar beasiswa luar negeri tahun ini mencapai 418 orang atau naik 225% dari dua tahun sebelumnya. Setelah seleksi, sebanyak 145 orang mengikuti wawancara dan tes akademik, dan yang dinyatakan lulus sebanyak 82 orang. Sangat kompetitif. Sedikitnya potential candidate yang dinyatakan lulus, menurut analisis kami, disebabkan hambatan kemampuan bahasa yang belum memenuhi standar, di samping kesiapan secara akademik seperti rencana penelitian atau research proposal yang kurang cocok-sesuai dengan standar universitas yang dituju.

Kementerian Agama menyadari bahwa Program 5000 Doktor ini terbilang ambisius dan menantang. Tapi tetap memiliki perhitungan yang matang. Pertama, jumlah PTKI (negeri dan swasta) sangat banyak dan tersebar ke seluruh negeri. Kedua, sejalan dengan transformasi kelembagaan PTKI, jumlah mahasiswa meningkat secara tajam mencapai 783.000. Ketiga, pembukaan program studi yang massif di PTKI membutuhkan dosen yang sesuai kualifikasi dan kompetensi. Keempat, kajian Islam yang terintegrasi dengan sains, terutama di UIN, memerlukan sokongan jumlah dosen yang memadai secara keilmuan.

Salah satu titik krusial peningkatan mutu PTKI terletak pada kualitas dan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan yang menjadi penopang utamanya. Data Kementerian Agama saat ini menunjukkan bahwa jumlah dosen PTKI mencapai 29.824 orang dengan sebaran 11.666 orang di negeri (PTKIN) dan 18.158 berada di PTKI swasta (PTKIS). Dari jumlah tersebut, dosen yang berpendidikan Doktor (S3) baru berjumlah 2.920 orang, sedangkan Magister (S2) mencapai 21.521 orang.

"Tahun 2015 kami mengalokasikan Beasiswa 5000 Doktor sekitar 100 Milyar. Jika ditambah dengan bantuan studi yang dialokasikan di PTKIN, jumlahnya pasti lebih besar. Dengan alokasi sebesar itu kami berharap program 5000 Doktor akan memiliki nurturant effect yang berarti bagi pengembangan pendidikan tinggi Islam di Indonesia," terang Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin di Jakarta (24/08/15).

Sebanyak 1.074 orang yang tahun ini menerima Beasiswa Kementerian Agama RI. Mereka akan berangkat studi di universitas prestisius dalam negeri, dan sebagian lagi akan berdiaspora ke seluruh antero dunia. Di antara mereka ini yang akan melanjutkan studi ke Australia sebanyak 19 orang. Belanda ada 14 orang. Perancis 13 orang dan Inggris 7 orang. Sudan, Malaysia, dan Saudi Arabia masing-masing ada 6 orang. Memilih Jepang sebagai tujuan studi ada 4 orang. Kanada sebanyak 3 orang, Turki 2 orang, dan Jerman 1 orang.

Kerjasama dengan perguruan tinggi dalam negeri dan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan berbagai universitas di berbagai negara yang telah dilakukan sejak tahun lalu, kini membuahkan hasil. Dosen dan tenaga kependidikan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) yang menjadi penerima Beasiswa MoRA Scholarship tahun ini telah diterima di berbagai universitas dalam negeri maupun luar negeri yang tersebar di Asia, Eropa, dan Timur Tengah.

"Saya mendapat kesan positif dari sejumlah pemberitaan dan publikasi, bahwa Program 5000 Doktor mendapat sambutan positif baik dari dalam negeri (perguruan tinggi, kementerian, lembaga, tokoh masyarakat, dan pers) maupun audiens luar negeri. Sejumlah pimpinan universitas dari Belanda, Perancis, Australia, Inggris, Kanada, Saudi Arabia, Mesir, Turki, dan Sudan telah berkunjung ke Kementerian Agama dan secara spesifik menawarkan kerjasama dalam pengiriman peserta (kandidat) ke negeri mereka," tambahnya.
(sya/ra)


Tags: