Puluhan Siswa Terancam Putus Sekolah

Puluhan Siswa Terancam Putus Sekolah

KUDUS - Puluhan siswa kelas IX SMP 3 Satu Atap Gebog di Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kudus, di lereng Pegunungan Rahtawu terancam tidak dapat melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu penyebabnya, mereka pesimistis terkait kondisi keuangan keluarganya untuk membiayai berbagai keperluan masuk ke SMA dan sederajat.

Di tempat tersebut, satu-satunya sekolah yang paling tinggi yakni SMP 3 Satu Atap Gebog. Bila harus melanjutkan sekolah, mereka harus ’’turun gunung’’ ke ibu kota kecamatan terdekat. Untuk operasional ’’naik turun’’ saja dipastikan harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit.

Salah seorang siswa kelas VIII, Ully menyatakan, pihaknya tentu berharap dapat melanjutkan ke SMA dan sederajat. Namun hal itu diakuinya sangat tergantung dari kondisi keuangan keluarganya.

’’Kalau ada dana ya dapat melanjutkan ke SMA,’’ katanya.

Hal senada juga dikemukakan oleh siswa kelas VIII lainnya, Eko. Menurutnya, faktor yang dapat menentukan apakah dia akan dapat melanjutkan sekolah atau tidak, yakni terkait ketersediaan dana orang tua.

’’Seandainya orang tua mempunyai dana ya bisa dilanjut, kalau tidak mau bagaimana lagi,’’ jelasnya.

Kepala SMP 3 Satu Atap Gebog Mukti Sutarman dan wakilnya Akhsan, ketika dikonfirmasi tidak memungkiri kemungkinan seperti itu. Salah satu alasannya, sebagian besar siswanya berasal dari keluarga prasejahtera yang berpenghasilan minim. ’’Mereka banyak yang berasal dari keluarga petani yang berpenghasilan pas-pasan,’’ imbuhnya.

Idealnya, setelah pembangunan sekolah satu atap pada 2009 lalu juga dilanjutkan dengan SMA dan sederajat. Namun begitu, hingga saat sekarang hal tersebut belum terealisasi.

’’Tahun ini SMP 3 Satu Atap akan meluluskan siswa kelas IX untuk pertama kalinya,’’ paparnya.

Bantuan Operasional

Bila memperhatikan kondisi siswanya, kegamangan untuk dapat menapaki jenjang yang lebih tinggi benar-benar dirasakan. Kemungkinan banyak peserta didik yang tidak dapat melanjutkan ke SMA dan sederajat karena kesulitan keuangan, bukan persoalan yang mengada-ada. Seandainya benar banyak siswa yang drop out, kondisi tersebut dikhawatirkan akan mengakibatkan semangat warga setempat untuk bersekolah ke jenjang lebih tinggi akan turun. Dari sisi prestasi, dari try out beberapa waktu yang lalu, SMP 3 Satu Atap Gebog menempati peringkat ke-27 dari 55 sekolah negeri dan swasta di Kota Keretek. Bila memperhatikan berbagai keterbatasan yang dimiliki sekolah tersebut, prestasi itu sudah sangat membanggakan.

’’Kami berbicara soal dana operasional ke sekolah saja, belum tentu semua siswa mampu menyediakannya,’’ ungkapnya. (H8-42)


Tags: