Ratusan Pelajar Beradu Inovasi dan Kreativitas di Ajang INF 2016

Ratusan Pelajar Beradu Inovasi dan Kreativitas di Ajang INF 2016

Jakarta (Suara Pembaruan) - Lebih dari seratus pelajar SMA, yang memiliki talenta dan bakat sebagai innovator maupun maker di bidang Science, Technology, Engineering, Art, Math (Steam), menampilkan hasil kreasi dan inovasinya dalam ajang Innovation Fair 2016 (#INF2016).

Acting Mission Director USAID, Patrick Wilson, menjelaskan, Smart Lab Innovation Fair mendapat dukungan pendanaan dari lembaganya sebesar US$ 1,5 juta. USAID, lanjut dia, juga berkontribusi memberikan bantuan ide, technical assistance dan mendukung kerjasama dengan universitas dan perusahaan dari Amerika.

"Sains, Teknologi, Inovasi dan Kemitraan merupakan elemen yang penting untuk menghadapi tantangan pembangunan. Kami berupaya menginsipirasi para pendidik untuk mengajarkan pendidikan Steam dalam kelas, serta membekali mereka dengan keterampilan dan fasilitas yang lebih baik," ujar Patrick dalam siaran pers yang diterima Beritasatu.com, Minggu (13/3).

Selain menampilkan produk berbasis Steam yang diciptakan oleh peserta Smart Lab, kata Patrick, acara ini juga menghadirkan berbagai workshop, seperti pembuatan robot fungsional dengan Lego Mindstorms, pembuatan buzz bot menggunakan bahan-bahan sederhana, menciptakan "rumah pintar" dengan Intel Galileo, serta memodifikasi alat musik.

"Seluruh rangkaian kegiatan dikemas dengan kegiatan menarik, sehingga para peserta dapat terinspirasi dan termotivasi untuk menciptakan lebih banyak inovasi di bidang teknologi di masa depan," tambahnya.

Rektor Sampoerna University, Dr. Wahdi Salasi April Yudhi, menambahkan, program selama satu hari ini akan diikuti oleh ratusan peserta, yang terdiri dari pelajar dan anggota komunitas sains di Jakarta dan sekitarnya.

"Dalam 2 tahun masa penyelenggaraan, program Smart Lab telah berhasil menunjukan hasil positif. Hal ini terlihat dari semakin bertambahnya minat para pelajar untuk bergabung dalam program Steam dan mempelajarinya melalui metode ajar yang inovatif, atraktif dan dinamis," ujar Dr. Wahdi.

Staf Ahli Menteri Bidang Akademik di Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), Prof. Dr. Paulina Pannen, mengatakan, pemerintah sedang merevisi banyak aturan yang dirasakan kurang mendukung terhadap proses kerjasama penelitian antara perguruan tinggi dan industri.

Paulina menambahkan, saat ini kerjasama antara perguruan tinggi dengan industri itu merupakan sebuah kebutuhan.

"Setiap perguruan tinggi diharapkan melakukan kerjasama dengan industri, apapun kerjasamanya. Pada akhirnya perguruan tinggi pun sedang dinilai, bukan cuma oleh yang dikatakan proses belajar mengajar yang dilakukan, tapi apakah mereka bisa menghasilkan tenaga kerja terlatih, atau skilled workers dan menciptakan inovasi-inovasi," tambahnya.

Feriawan Hidayat/FER

PR, Beritasatu.com


Tags: