Rektor IAIN Parepare; Moderasi Beragama Harus Diwujudkan di Tengah-tengah Masyarakat

Rektor IAIN Parepare; Moderasi Beragama Harus Diwujudkan di Tengah-tengah Masyarakat

Parepare (Pendis) -- Pusat Penerbitan & Publikasi LP2M Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare kembali menggelar Seminar Internasional secara virtual dengan tema “Maintreaming Moderasi Beragama Dalam Dinamika Kebangsaan”. 

Rektor IAIN Parepare, Ahmad Sultra Rustan, sangat mengapresiasi kegiatan Seminar Internasional terkait Moderasi Beragama. Menurutnya, moderasi beragama semestinya dipraktekan, diintegrasikan, dijiwai, serta dilaksanakan oleh para tokoh masyarakat, Agama, serta Insan Akademik. 

“Moderasi beragama itu keliru apabila hanya ada pada pemaknaan seseorang, dogma-dogma atau ajaran-ajaran setiap orang, golongan, atau kelompok saja. Namun moderasi beragama adalah bagaimana mewujudkan kehidupan di tengah-tengah bermasyarakat, tidak ekstrim kepada orang yang tidak sejalan dengan kita sehingga dunia pun mampu untuk menciptakan kedamaian milik semua ummat beragama di dunia,” jelas Ahmad Sultra Rustan, di Parepare, Rabu (01/07).

Ahmad Sultra menyampaikan bawa  IAIN Parepare dalam mewujudkan moderasi beragama sangat konsisten, diantaranya kegiatan KPM, dimana para mahasiswa ditugaskan untuk memperkenalkan moderasi beragamaMenurutnya,  kampus IAIN Parepare mengambil peran untuk mengawinkan akulturasi budaya lokal dan Islam, hal ini tertuang dalam visi misi IAIN Parepare.

Sebagai salah satu keynote speaker, TGB M. Zainul Majdi, menjelaskan bahwa dengan semakin bertambahnya penganut agama Islam secara representatif. Perlu menghadirkan tanggung jawab selaku kemanfaatan Islam tidak hanya mencakup pada manusia, tetapi semua makluk ciptaan didunia.

“Ada 10 negara Islam didunia yang berada diluar Jazirah Arab merupakan penganut Islam terbesar. Diantaranya Indonesia, India, Pakistan dan lain-lain. “Artinya apa? Islam diterima diseluruh penjuru dunia”. Lebih lanjut Islam mampu diterima oleh peradaban tertua didunia. Jauh sebelum adanya Nabi Muhammad. Dengan mencontohkan agama Hindu di India, dimana kebudayaan yang berada ditengah-tengah masyarakat India berbaur dengan datangnya ajaran Islam,” jelasnya.

Menurut TGB M. Zainul Majdi, bahwa Islam Sejak awal membangun rumusan hal-hal dalam kehidupan moderasi penting bagi kita memperkuat kajian Maqosid Syariah, yaitu bukan hanya pada ibadah nya namun bagaimana menjaga nilai-nilai ibadah di ruang-ruang publik. “Sehingga IAIN Parepare tidak hanya menerima, namun sudah waktunya mampu menjadi pelaku tawaran atau praktek-raktek dalam berkehidupan di dunia,” tegasnya.

Pembicara pertama, Abd Rauf menjelaskan bahwa maqasit syariah adalah poin penting dalam melaksanakan kajian moderasi Islam, malahan sangat relevan ketika dikaitkan dengan Industri 4.0. sehingga tidak akan muncul moderasi agama tanpa adanya Maqoshid Syariah. ‘Konsep terkait moderasi beragama diantaranya, wahyu, akal, dan realitas adalah paket yang harus dihadirkan untuk menilai seseorang didalam mengimplementasikan moderasi beragama,” ujarnya.

Pembicara kedua, Wahyuddin Halim. Mengatakan bahwa konseptualisasi atau penempatan defenisi tentang moderasi beragama yang sebenarnya sudah dilaksanakan oleh Kementrian Agama dengan beberapa bukunya. Dengan konsep keberagaman, yang mampu menjaga nilai-nilai kebangsaan di NKRI. “Agama tidak sepatutnya di moderasi. Namun praktek, aktualisasi, konsepnya yang perlu di moderasi terkait dengan bagaimana cara kita menghargai perbedaan, memperjuangkan keutuhan negara,” terangnya.

Kepala Pusat Penerbitan & Publikasi LP2M IAIN Parepare, M. Ali Rusdi Bedong menyampaikan bahwa kegiatan seminar Internasional diikuti oleh 2.579 peserta dengan berbagai kampus yang berasal dari dalam maupun luar negeri.  Menurutnya, peserta yang mengikuti berasal dari berbagai latar belakang agama, diantaranya Kristen, Hindu dan lain-lain. 

“Kegiatan ini merupakan bagian dari kerjasama seluruh dosen IAIN Parepare dalam mengaktualisasikan narasi besar Kementrian Agama terkait moderasi beragama,” pungkas Ali Rusdi Bedong. 

(Haramain/M yani)


Tags: