SELEKSI PENERIMA BEASISWA BIDIK MISI; Masih Ada Sekolah Kedepankan Nepotisme

SELEKSI PENERIMA BEASISWA BIDIK MISI; Masih Ada Sekolah Kedepankan Nepotisme

JAKARTA (KR) -_Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Illa Sailah meminta sekolah bersikap jujur dalam melaksanakan proses seleksi siswa yang akan diusulkan sebagai penerima beasiswa Bidik Misi. Hal ini penting agar tidak timbul masalah di kemudian hari.
"Kenyataannya masih banyak kepala sekolah yang melakukan seleksi siswa berdasarkan íkeinginannyaí, sehingga siswa yang seharusnya masuk kriteria menjadi terabaikan," kata Illa, dalam diskusi tentang ‘Beasiswa Pemerintah’ baru-baru ini di Jakarta.
"Tindakan sekolah dan kepala sekolah yang melakukan seleksi siswa dengan mengedepankan unsur kedekatan, nepotisme atau like and dislike, justru merugikan sekolah sendiri," ujarnya.
Pasalnya, kata Illa, para calon penerima beasiswa Bidik Misi akan melewati serangkaian seleksi yang dilaksanakan tim dari perguruan tinggi yang menjadi tujuan siswa untuk melanjutkan pendidikannya. Dari hasil seleksi yang dilakukan tim perguruan tinggi negeri, ternyata masih ditemukan siswa yang tidak layak menerima beasiswa karena orangtuanya masuk kategori berpenghasilan cukup. Ketidakjujuran pihak sekolah ditemukan saat siswa diminta mengisi formulir data diri, ternyata ditemukan orangtuanya berpenghasilan Rp 15 juta.
Akibatnya, sekolah dan kepala sekolah yang telah mengirimkan siswanya menjadi calon penerima beasiswa mendapatkan penilaian kurang baik, sehingga menjadi catatan tersendiri dari tim seleksi. Oleh karena itu, Illa meminta guru-guru sejak awal mempersiapkan calon siswa yang akan dicalonkan sebagai usulan penerima Bidik Misi dengan melakukan seleksi ketat, sehingga siswa- yang benar-benar membutuhkan yang layak menerima.
Sejak program Beasiswa Bidik Misi diluncurkan tahun 2010, sekolah memberikan respons dengan mengirim permohonan. Ada beberapa provinsi yang secara antusias merespons tawaran beasiswa dari Kemdikbud itu di antaranya Papua, Nusa Tenggara Timur dan beberapa provinsi di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Namun, penerima beasiswa sebagian besar masih didominasi siswa yang bersekolah di Pulau Jawa.
Data yang diperoleh tim Bidik Misi terkait data siswa yang mencatatkan penghasilan orangtua sebesar Rp 1 juta perbulan didominasi calon penerima beasiswa terbanyak di wilayah Nusa Tenggara Timur dan Papua, sedangkan wilayah lain bervariasi antara 50 persen hingga 80 persen. (Ati) -


Tags: