Sesditjen Pendis: Pejabat dan JFU Harus Punya Keterampilan

Sesditjen Pendis: Pejabat dan JFU Harus Punya Keterampilan

Jakarta (Pendis) - Kemampuan seseorang untuk melakukan sebuah aktivitas dengan baik dan benar tergantung keterampilan, skill, yang dimiliki. Dalam menjalankan fungsi Pendidikan Islam (Pendis), seluruh "awak" Pendis dituntut memiliki berbagai kompetensi. "Dalam bekerja, para seluruh pegawai Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) baik pajabat, Jabatan Fungsional Umum (JFU) dan Pegawai dengan Perjanjian Kontrak (PPK) harus mempunyai tiga keterampilan; hard skill, soft skill dan spiritual skill," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Sesditjen Pendis), Moh. Isom Yusqi, pada In House Training Tahap I di Bogor-Jawa Barat, Jum`at (07/04/2017).

Dalam hal hard skill, kata guru besar IAIN Ternate ini, JFU harus mempunyai keterampilan dasar ini. "Menggunakan komputer dan berinternet misalnya, harus benar-benar dikuasai. Jangan sampai seorang pegawai tidak mempunyai hard skill walaupun tidak mempunyai gelar akademik. Kalau di pesantren dulu, santri diajari life skill. Keterampilan ini kelak akan membantu dalam kehidupannya," kata Isom.

Kedua, tutur pejabat eselon II Pendis ini, para pegawai disamping mempunyai hard skill, ia mutlak memiliki soft skill, punya ilmu. "Mengetik adalah hard skill. Soft skill-nya adalah misalnya, mengkonsep surat, membuat Term of References (TOR), atau merancang RAB (Rancangan Anggaran Biaya). Soft skill itu didasari atas ilmu yang dimiliki," kata mantan Pejabat eselon IV di dua Direktorat; Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren dan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam.

Dan yang tak kalah pentingnya, lanjut Pejabat Penandatangan Surat Perintah Pembayaran (PPSPM) Ditjen Pendis, seluruh pegawai dan pejabat Pendis harus mempunyai spiritual skill. "Manusia itu ruhan wa jasadan, terdiri atas badan/jasad dan ruh. Dan faktor spiritualisme itu menggerakkan badan. Integritas, komitmen, keikhlasan, ketaqwaan adalah diantara spiritual skill yang harus dimilki agar hidupnya seimbang. Kalau jasadnya saja diperhatikan maka akal/ruhaninya tidak bagus, harus ada keseimbangan antara otak dan penampilan," kata Isom Yusqi yang menamatkan strata duanya di IAIN Ar Raniry-Nangroe Aceh Darussalam.

Terakhir, pesan Isom dalam forum yang akan diisi dengan penggemblengan mental dan spiritual para pegawai Ditjen Pendis dan unit eselon I lainnya, para pegawai Kementerian Agama (Kemenag RI) harus tetap menjalankan lima budaya kerja yang selama ini telah menjadi semboyan Kemenag RI. "Semoga integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, keteladanan dan tak lupa kedisiplinan, komitmen, keikhlasan, tumbuh pada diri kita masing-masing," kata Isom Yusqi. (@viva_tnu/dod)


Tags: