"Short Course On Character Education" di SNUE Korea Selatan Berakhir

"Short Course On Character Education" di SNUE Korea Selatan Berakhir

Seoul, Korsel (Pendis) - Setelah menjalani perkuliahan singkat di Seoul National University of Education (SNUE), Korea Selatan, dan melakukan kunjungan serta observasi contoh implementasi dan pembiasaaan pendidikan karakter di Bang-Il Elementary School, akhirnya tim Short Course Character Education Kementerian Agama yang terdiri dari Unang Rahmat (Kasubdit PAI pada SMA/SMK, sekaligus ketua tim), Anan Baehaqi dan Daruri (Pengawas PAI), Muhammad Ahsan (Kepala SMP), Sudarjat dan Nurwastuti Setyowati (GPAI pada jenjang SMA/SMK), Syaekhudin (GPAI SMP), Sholeh Baidlowi dan Nazirwan (GPAI SD), serta Dwi Darwati (GPAI TK), mendapatkan sertifikat kelulusan dan penghargaan yang diserahkan oleh Direktur Pusat Pelatihan SNUE.

Pada saat menyampaikan closing speech setelah menerima sertifikat kelulusan, Unang Rahmat menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada President of SNUE beserta jajarannya yang telah berkenan menjalin kerjasama dengan Kementerian Agama RI, sehingga program short course ini dapat terlaksana dengan baik. Kedepan diharapkan kerjasama seperti ini dapat terus dilanjutkan untuk dijadikan upaya meningkatkan kompetensi dan kualitas GPAI terutama dalam hal kontribusinya terhadap pendidikan karakter di Indonesia.

Disampaikan juga kepada peserta, jangan sampai program ini hanya menjadi ajang untuk transfer of knowledge tentang program-program pendidikan karakter yang impementatif dari Korea Selatan saja, namun juga menjadi sarana untuk transfer of value dan transfer of spirit. Sehingga baik wawasan tentang strategi implementasi pendidikan karakter maupun konsistensi implementasinya secara praktis dapat di tindaklanjuti dan dikembangkan dalam pendidikan di Indonesia.

Mengapa pendidikan di Korea Selatan dipandang sukses, tim menyimpulkan bahwa salah satunya karena konsistensi dan kesinambungan implementasinya. Dalam aspek pendidikan karakter misalnya, tidak semata-mata menitikberatkan pada aspek pembiasaan saja, namun sampai pada level kesadaran masing-masing individu. Proses pembiasaan dan pembetukan kesadaran individu ini dimulai sejak level pendidikan dasar. Dalam implementasinya sekolah harus melibatkan orangtua secara sinergis, sehingga terjadi keselarasan antara pendidikan sekolah dan pendidikan orangtua.

Inilah yang menjadi tugas dari Kementerian Agama terutama tim short course untuk merumuskan rencana tindak lanjut yang konkret dan empirik setelah kembali ke Indonesia. Akhirnya selamat kepada tim short course Character Education Korea Selatan. Semoga ilmu dan pengalaman yang diperoleh dari program ini dapat ditindaklanjuti dan menjadi pemacu dan pemicu semangat dalam memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan pendidikan karakter khususnya bagi Pendidikan Agama Islam di sekolah pada masa-masa yang akan datang. (ur/dod)


Tags: