Siswa Difabel Bisa Daftar PTN

Siswa Difabel Bisa Daftar PTN

SEMARANG-Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tak menutup bagi anak difabel yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan mereka melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), baik jalur tertulis maupun SPMB seperti halnya siswa lain.

Sebab, pada dasarnya mereka juga mempunyai hak untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof Dr Soedijono Sastroatmodjo menyatakan, pihaknya sangat terbuka jika ada anak berkebutuhan khusus yang ingin masuk Unnes. Hanya, mereka tetap melalui tahap seperti siswa lain. ’’Untuk anak cacat fisik seperti kaki polio, bisa saja masuk ke fakultas non-kependidikan, misalnya hukum atau ekonomi,’’ jelasnya.

Prof Soedijono berharap, ketentuan khusus untuk anak difabel jangan dipandang sebagai diskriminasi. Sebab, bagaimanapun fakultas kependidikan memerlukan syarat tertentu menyangkut fisik seseorang. Dia mencontohkan Fakultas Ilmu Keolahragaan yang memerlukan fisik prima bagi mahasiswa. ’’Tes masuknya saja ada ujian fisik,’’ tuturnya.

Pendaftar Sedikit

Sementara itu, dia mengakui, untuk anak tunarungu dan tunanetra, pihaknya masih kesulitan menerima, karena memerlukan bimbingan khusus bagi mereka. ’’Kami belum mempunyai dosen khusus anak tunarungu dan buta. Lagi pula memang belum banyak siswa berkebutuhan khusus yang mendaftar,’’ tandasnya.

Namun, Unnes telah mempersiapkan program baru untuk siswa difabel. Dan, sejauh ini tengah digodok dan diajukan.
’’Persiapan tidak hanya menyangkut sarana dan prasarana. Kami juga harus menyiapkan dosen khusus mahasiswa difabel, agar nantinya perkuliahan bisa lancar dan mengena,’’ ujarnya.
Sementara Wakil Rektor 1 IAIN Walisongo Prof Dr Achmad Gunaryo mengatakan, di IAIN juga ada beberapa mahasiswa difabel yang menempuh pendidikan.

’’Kami memang tidak memberikan kuota bagi siswa berkebutuhan khusus, karena setiap tahun yang mendaftar sedikit. Jika nanti ditentukan, dikhawatirkan akan mengurangi kuota calon mahasiswa lain,’’ jelasnya.
Hal tersebut, ungkap dia, bukan berarti pihaknya diskriminasi terhadap para siswa difabel. Namun, karena siswa difabel yang mendaftar memang masih sedikit.

’’Kami membuka kesempatan bagi anak difabel untuk mengikuti tes masuk. Hanya, untuk kebutuhan khusus seperti tunarungu atau tunanetra, masih kesulitan karena dosen khusus untuk itu belum ada,’’ tambahnya.(H85-75)
(/)


Tags: