Siswa Harus Mandiri Persiapkan UN

Siswa Harus Mandiri Persiapkan UN

SEMARANG- Siswa diharuskan mandiri dalam mempersiapkan ujian nasional (UN). Sebab, kemandirian itu sangat berpengaruh pada sikap siswa dalam UN, salah satunya menghindari kebiasaan mencontek. Selain itu, berpengaruh signifikan dalam menumbuhkan karakter siswa dan kecakapan dalam kehidupan bermasyarakat kelak.

"Meski demikian, dorongan agar siswa mandiri, bukan berarti membuat para guru terlena dan kurang bertanggung jawab terhadap kondisi siswanya. Guru harus terus memantau perkembangan siswa, terutama saat menjelang pelaksanaan UN kelak," kata pengamat pendidikan dari PGRI Jateng, Dr Soebagyo Brotosedjati MPd, kemarin.
Berdasar pantauan pihaknya, terutama kepada para guru yang mengajar kelas akhir atau yang akan menghadapi UN, perjuangan mereka sudah luar biasa. "Tanggung jawab mereka akan terus diuji dan dilihat masyarakat pengguna pendidikan," tandasnya.

Menurutnya, para guru kini sudah terkurangi bebannya, karena hasil UN bukan satu-satunya penentu kelulusan, melainkan nilai yang diberikan oleh guru dan sekolah ikut dipertimbangkan dalam penentuan kelulusan. "Namun, itu bukan berarti tanggung jawab guru lebih ringan. Karena justru dipakai untuk pertimbangan itulah, mereka harus mengupayakan agar mencapai hasil penilaian yang setara dengan hasil UN," tandasnya.
Para guru, tutur dia, dituntut lebih optimal dalam mengawasi dan membimbing para siswa dengan dasar cara belajar siswa aktif atau mandiri.

Seleksi Kembali

Ketua PGRI Jateng itu mengusulkan karena sudah adanya perubahan sistem kelulusan siswa, maka perlu pula ada perubahan kebijakan perekrutan siswa di tingkat SMP hingga perguruan tinggi (PT). Dia mengatakan, untuk perekrutan ke perguruan tinggi, hendaknya tetap memakai sistem ujian atau seleksi kembali. Sementara hasil UN hanya dijadikan pertimbangan awal.

Sebab untuk tingkat PT, sudah mencakup disiplin ilmu yang mandiri dan sudah menempuh spesialisasi bidang studi tertentu. Jadi kalau perekrutan hanya menggunakan hasil UN, tidak mungkin dapat memenuhi apa yang dituntut sebuah fakultas atau jurusan program studi PT bersangkutan.

"Karena di situ selain dibutuhkan hasil umum yang diperoleh dari UN, juga harus ada hal-hal khusus terutama kompetensi yang harus diklopkan dengan keperluan di fakultas, jurusan atau program studi tertentu. Ini juga bisa meningkatkan kemandirian calon mahasiswa," jelasnya.

Sementara perekrutan masuk SMP atau SMA, menurut Soebagyo, tidak perlu memakai ujian kembali. Namun, hanya perlu menggunakan hasil UN. "Kecuali SMK, karena memang harus ada ujian kompetensi khusus agar calon siswa SMK cocok masuk jurusan mana," kata dia.


Tags: