Siswa KMS Butuh Perhatian Lebih

Siswa KMS Butuh Perhatian Lebih

YOGYA (KR) - Adanya kebijakan baru bagi siswa pemegang Kartu Menuju Sejahtera (KMS) dengan standar minimal nilai bagi siswa yang ingin melanjutkan di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), mendapat reaksi beragam. Meski sebagian anggota masyarakat menyambut positif kebijakan tersebut, namun lebih bijaksana jika selain nilai, pihak sekolah dan stakeholders terkait juga mempertimbangkan beberapa faktor lain, seperti fasilitas pembelajaran dan psikologi siswa.

“Siswa KMS membutuhkan penanganan lebih, jadi tidak hanya dengan nilai. Untuk bisa mewujudkan hal itu, sekolah khususnya guru harus paham tentang sosiologi pendidikan. Saya optimis apabila dilakukan adanya kesenjangan antara siswa KMS dan non KMS bisa ditekan,” kata Ketua Dewan Pendidikan DIY, Prof Dr Wuryadi kepada KR, Selasa (24/5).
Wuryadi menyatakan, sekolah yang sudah memutuskan untuk menerima siswa KMS harus memberikan perhatian lebih. Perhatian di sini tidak hanya yang terkait dengan pembelajaran, tapi juga beberapa faktor yang lain.
“Persoalan yang dihadapi siswa KMS tidak sekadar masalah ekonomi, tapi bagaimana mereka beradaptasi dengan lingkungan yang baru,” terangnya.
Terpisah, Ketua Komisi D DPRD Kota Yogyakarta, Sujanarko mengakui belum pernah diajak berembuk untuk membicarakan kebijakan baru bagi siswa pemegang KMS di sekolah RSBI, baik SMP maupun SMA. Secara prinsip Sujanarko mengapresiasi kebijakan tersebut. Karena, dinilai lebih adil untuk mengantisipasi kasus mogol-nya siswa KMS yang bersekolah di RSBI.
Sementara itu, Wakil Kepala SMAN 1 Yogyakarta Bidang Humas, Andar Rujito menyatakan, bisa mengerti jika Dinas Pendidikan Kota menerapkan kebijakan standar minimal nilai anak pemegang KMS yang masuk ke sekolah RSBI, harus sama dengan nilai rata-rata NEM Kota Yogyakarta.
“Kebijakan itu untuk kepentingan siswa,” kata Andar Rujito yang juga Sekretaris Penanggungjawab RSBI SMAN 1 Yogyakarta ini.
Menurut Andar, walaupun di satu sisi, anak pemegang KMS perlu mendapat kesempatan mengenyam pendidikan sama dengan yang lain. Tapi di sisi lain, perlu diperhatikan kemampuan akademik siswa.
(Ria/M-1/War)-s


Tags: