Delegasi Indonesia bersama Plt. Deputi Pemenuhan Hak Anak dan Asdep PHSIPA KemenPPPA.

Delegasi Indonesia bersama Plt. Deputi Pemenuhan Hak Anak dan Asdep PHSIPA KemenPPPA.

Pendis- Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (IC) Bangka Tengah (Bateng), Hafidz Al Farid menjadi salah seorang dari empat perwakilan Indonesia pada kegiatan ASEAN Children’s Forum (Forum Anak ASEAN) ke-7 tahun 2022.

Dalam kegiatan yang dilakukan tiap dua tahun sekali itu, anak-anak se-Asia Tenggara melakukan diskusi terkait berbagai masalah-masalah anak. Tahun ini, Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah penyelenggaraan kegiatan. Sedangkan tema yang diangkat adalah Building a Digital Resiliency for ASEAN Children.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pribudiarta Nur Sitepu di Gedung Sekretariat ASEAN pada Rabu, 16 November 2022.

Dalam sambutannya, Sitepu mengatakan bahwa Forum Anak ASEAN bertujuan untuk memastikan perkembangan anak pada tingkat individu, kelembagaan, masyarakat, nasional, dan regional dapat tersampaikan.

“Kegiatan tersebut untuk mempromosikan hak-hak dasar anak terutama hak berpartisipasi dan membangun masyarakat yang damai,” ujarnya.

Hafidz mengatakan dalam kegiatan tersebut, anak-anak membahas tentang masalah digitalisasi serta upaya peningkatan kemampuan digital anak-anak se-Asia Tenggara.

“Indonesia diwakili oleh 4 anak yaitu dari Bangka Belitung, Jawa Timur, Banten, dan seorang perwakilan disabilitas. Dalam kegiatan tersebut, kita melakukan pleno dan kunjungan ke tempat-tempat seperti kantor Google Indonesia dan pusat bisnis digital yang dapat membuka pikiran kita tentang digitalisasi,” katanya.

Menurut Hafidz, kegiatan yang berlangsung selama enam hari tersebut merupakan satu kesempatan istimewa bagi anak-anak untuk mengutarakan ide dan gagasan tentang isu-isu penting tentang anak.

“Kegiatan dilakukan di dua tempat, yaitu di Jakarta dan Manado. Di Jakarta dari tanggal 15 hingga 17 November, sedangkan 18 sampai 20 November di Manado. Kegiatan di Manado sekaligus seremonial peringatan Hari Anak Sedunia,” jelas Wakil Forum Anak Nasional.

Hafidz mengatakan, selama kegiatan ia selalu menggunakan pakaian atau aksesori kedaerahan seperti baju motif batik cual Bangka Belitung. Hal itu bertujuan untuk mempromosikan ciri khas daerah agar di kenal di Asia Tenggara.

“Dalam beberapa kegiatan, saya menggunakan baju motif batik cual Bangka Belitung. Saya ingin kekhasan lokal Bangka Belitung dapat dikenal di Asia Tenggara,” harapnya.

Kepala MAN IC Bangka Tengah, Musran mengungkapkan rasa bangga karena salah seorang siswa MAN IC Bateng telah menjadi perwakilan pada Forum Anak ASEAN. Kesempatan itu, kata dia merupakan momentum istimewa bagi Hafidz untuk menyampaikan aspirasi anak Indonesia di tingkat Asia Tenggara.

“Suatu kebanggan bagi MAN IC Bateng karena salah seorang siswa menjadi perwakilan Indonesia di Asia Tenggara. Hal ini diharapkan menjadi motivasi dan inspirasi bagi siswa-siswa lain untuk terus mengasah dan mengembangan potensi diri,” katanya.

Lebih lanjut Musran berharap agar ke depan lebih banyak lagi siswa MAN IC Bateng yang dapat meraih kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dan prestasi pada ajang nasional hingga internasional.