Pelatihan kapasitas madrasah inklusi bagi guru dan tendik Madrasah di Balikpapan

Pelatihan kapasitas madrasah inklusi bagi guru dan tendik Madrasah di Balikpapan

Balikpapan (Pendis) - Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI terus melakukan penguatan pelatihan kapasitas madrasah inklusi bagi guru dan tendik di Madrasah, Rabu (23/08/2023).

Direktur GTK Madrasah, Muhammad Zain dalam arahannya menekankan urgensi serta presentase rendahnya Human Capital Index (HCI). Selain itu, ia juga menekankan pentingnya kepedulian terhadap anak-anak difabel. 

Untuk itu, lanjut Zain, diperlukan peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan di madrasah. Begitupun karir dan pemberian kesetaraan/inpassing bagi Guru Bukan ASN (GBASN) menjadi perhatian Kementerian Agama. 

“Direktorat GTK Madrasah yang didukung oleh Madrasah Reform, berharap untuk guru madrasah bisa terus melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, agar semua guru madarasah memiliki kompetensi dan karir tenaga pendidik madrasah inklusif semakin baik," imbunya.
 
Zain berharap hal tersebut dapat meningkatkan pula kualitas generasi penerus bangsa. Sebagai bentuk dukungan bagi para guru madrasah dalam peningkatan kesejahteraannya.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur, Abdul Khaliq mengapresiasi kegiatan pelatihan inklusi bagi guru Madrasah yang dilaksanakan di Balikpapan. Mneurutnya, ini menjadi contoh bahwa saat ini Kementerian Agama betul-betul perhatian terhadap Pendidikan Madrasah Inklusi.

"Selamat datang untuk para peserta pelatihan dan dengan keanekaragamannya di Balikpapan ini tentunya bapak ibu peserta bisa menikmati suasana di Provinsi Kalimantan Timur ini," ujar Abdul.

Pada kesempatan yang sama, Kasubdit Bina GTK RA, Zulpan Syarif Supriadi Hasibuan berharap kegiatan pelatihan penguatan kapasitas madrasah inklusif, dapat memberikan dampak yang positif dilambaga di Madrasah, bahwa pendidikan tidak membeda-bedakan untuk anak berkebutuhan ataupun anak normal karena semua anak didik mendapatka hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan.

Kegiatan ini, Lanjut Zulpan, sangat penting dilakukan untuk peningkatakan kompetensi dan pengalaman, kususnya bagi guru-guru dan tenaga kependidikan di Madrasah inklusif, dengan pembelajaran diferesiasinya sehingga guru Madrasah siap untuk mendedikasikan dirinya untuk merawat dan mendidik anak-anak yg memilki kemampuan yang berbeda-beda.

Kegiatan ini dilaksanakan selama 4 hari, dengan menghadirkan 45 kelas A dan 45 kelas B perwakilan guru, kepala dan tendik di madrasah.