Malang (Pendis) - Torehan membanggakan diraih 4 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter angkatan 2020. Mahasiswa UIN Malang ini berhasil meraih medali emas pada kompetisi bertaraf internasional yang diselenggarakan International Youth Science Assosiation (IYSA).
Kompetisi bergengsi ini diikuti oleh 614 tim dari 32 negara di dunia. Faza Saiqur Rahmah, Chella Sonia, Vanda Rizky Rohmatulloh dan Nisrina Shabry Habibie berhasil meraih Gold medal dalam kategori Life Science pada Internasional Science and Invention Fair (ISIF) 2022. Penelitian mereka tentang teh pandan untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2.
Dihubungi via daring (8/11), Faza sebagai ketua tim menyampaikan bahwa motivasi mereka dalam mengikuti lomba ini untuk membuktikan dan mengukur kapasitas diri agar lebih mengetahui tingkat kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Dalam prosesnya, faza dan tim membagi jurnal yang akan dilombakan dan menyusun timeline agar sistematis dalam mengerjakan. Sedangkan untuk proses penelitian, pengerjaan dilakukan di laboratorium dengan bantuan Pak Imam sebagai laboran.
“Hambatan yang kami lalui dalam lomba ini adalah saat melakukan uji hedonik, kami sedikit kesusahan dalam mencari sampel orang yang akan mencoba produk kami. Target awal yang kami tentukan adalah 100 orang, namun pada akhirnya kami hanya mendapatkan sekitar 60 orang”, ungkap Faza.
Tahapan panjang dalam ISIF 2022 diawali Faza dan tim dengan mengembangkan ide terkait hal krusial yang perlu di rumuskan dan dibutuhkan saat ini. Setelah diperoleh kata sepakat, mereka mulai mengurus izin penelitian ke prodi. Setelah disetujui, mereka melakukan penelitian melalui pengujian laboratorium.
Selain itu, uji coba kepada manusia dilakukan menggunakan parameter apakah produk layak atau tidak. Setelah melakukan semua uji coba, tim ini mempresentasikan penelitian dihadapan dewan juri hingga mendapatkan gold medal.
“Tentu saja kami sangat bersyukur kepada Allah SWT dan kedua orang tua yang selalu mendoakan kebaikan bagi kami semua. Saya juga sangat berterima kasih kepada seluruh anggota tim yang mau bekerja sama dengan baik selama ini”, tutur Faza.
Di akhir, Faza dan Tim menyapa dan memberikan perumpamaan bahwa berlian akan tetap menjadi berlian dimanapun dia berada, sekalipun ditutupi lumpur yang paling kotor. Sekalipun mereka datang bukan sebagai yang terbaik, mereka berproses, dan pergi sebagai yang terbaik.
“Semoga prestasi kami ini bisa menular ke teman-teman yang lain. Jangan patah semangat, tetap berjuang. Belajar adalah Ibadah, Prestasi untuk Dakwah”, tutupnya.
TERKAIT
POPULER
Pertama di PTKI, UIN Ar-Raniry Miliki 3 Jurnal Scopus Berkualifikasi Q1
- Selasa, 16 April 2024
Membanggakan! Jurnal Teosofi UINSA Raih Scopus Q2
- Kamis, 18 April 2024
Kemenag Siapkan Regulasi Pengawasan Madrasah Berbasis Digital
- Selasa, 23 April 2024
Respon Perubahan, Guru dan Kepala Madrasah Harus Sesuaikan Pembalajaran Kontekstual
- Senin, 22 April 2024
Ulumuna journal of Islamic Studies Menuju Jurnal Internasional Bereputasi
- Ahad, 14 April 2024
BERITA TERKINI
Prof. Dr. Faisol Nasar: Sosok Guru Besar yang Rendah Hati
- Kamis, 25 April 2024
Kemenag dan UPSI Teken MoU, Perkuat Double Degree Magister Ma'had Aly
- Kamis, 25 April 2024
Wawasan Ramadhan: Memanfaatkan Kekuatan "Niat" untuk Transformasi Praktik Pendidikan
- Kamis, 25 April 2024
ASN Dosen IAIN SAS Babel Raih Juara MTQ KORPRI Tingkat Unit Provinsi
- Kamis, 25 April 2024
MAN 3 Jembrana Siapkan Dua Jawara OSN Tingkat Nasional
- Kamis, 25 April 2024
Copyright © 2021 Pendis Kemenag