Trend Pengelolaan Media Massa

Trend Pengelolaan Media Massa

Yogya (KR) PENGELOLAAN media massa, baik media cetak, media elektronik, maupun media online di masa mendatang akan lebih banyak melibatkan masyarakat untuk mengisi rubrikasi, program acara dan acara-acara interaktif. Untuk itu para stakeholders, termasuk pengelola media, harus sejak dini mengantisipasi trend pengelolaan media tersebut, jika tidak ingin ketinggalan kereta.
Saat ini media cetak, seperti surat kabar harian (koran), tabloid dan majalah sudah mulai melibatkan masyarakat pembaca untuk mengisi rubrikasi yang disajikan. Misalnya SKH Kedaulatan Rakyat (KR) menyajikan sejumlah rubrik yang diisi masyarakat, antara lain Analisis, Suara Rakyat, Sungguh Sungguh Terjadi (Halaman 1), Melatih Ingatan (9), Opini, Pikiran Pembaca (12),dan Digital (14). (KR, Senin 25 April 2011).
Kompas juga menyajikan beberapa rubrik yang diisi publik, antara lain Opini, Redaksi Yth (6 dan 7) dan Analisis Ekonomi (15). Bahkan di Kompas Ekstra Edukasi (Kompas Senin 25 April 2011), pengelola menyajikan rubrik Jurnalisme Warga (12) agar diisi masyarakat yang tentunya kompeten di bidangnya.
Tidak hanya KR dan Kompas saja yang menyajikan rubrik Opini dan Surat Pembaca, tetapi juga hampir semua koran yang beredar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah (Jateng) dan berbagai daerah di Indonesia menyediakan halaman khusus untuk artikel opini dan pikiran masyarakat. Meski nama rubriknya berbeda, tetapi esensinya sama. Koran Merapi menyebutnya Ngudarasa (8), Radar Jogja Ruang Publik (6) Harian Jogja Aspirasi (6) dan Suara Merdeka Wacana (6).
Sebuah perusahaan penerbitan terkemuka di Indonesia sudah merancang program, mulai tahun 2015 isian media 50 persen dari masyarakat dan 50 persen dari wartawan. Artinya, nanti minimal untuk lima tahun ke depan, tulisan-tulisan yang dimuat di media cetak, setengahnya ditulis oleh masyarakat dan sisanya ditulis wartawan yang bekerja di media bersangkutan. Ini merupakan tantangan bagi masyarakat, wartawan dan pengelola media massa.
Kini, perusahaan penerbitan tersebut sudah menyiapkan divisi khusus untuk mengelola, mengorganisir, memfasilitasi, serta menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan jurnalistik kepada masyarakat. Diklat jurnalistik itu bertujuan agar masyarakat bisa menulis dan layak muat di media cetak. Peserta nantinya diharapkan memberikan kontribusi untuk mengisi rubrikasi yang ditawarkan pengelola redaksi.
Sedangkan para pengelola media elektronik, seperti televisi dan radio juga sudah mulai mengemas program yang pembuatannya diserahkan kepada pemirsa, pendengar, atau publik. Misalnya film-film dokumenter, video amatir dan liputan langsung di lapangan. Untuk media televisi, pemirsa bisa menjadi komentator dan media radio, pendengar bisa melaporkan kejadian untuk pemirsa lainnya.
Pengelola media online juga melibatkan masyarakat pengakses internet untuk berpartisipasi menulis opini, kirim foto, berkomentar dan terlibat aktif dalam citizen journalism. Detik.com menyajikan sejumlah blog untuk diisi masyarakat, seperti Suara Pembaca, Opini Anda, Info Anda dan KOKI Citizen Journalism. Detik.com mempersilahkan masyarakat untuk mengirim tulisan Suara Pembaca atau Opini melalui form yang disediakan.
Form itu berisi data, nama, alamat, kota, email, nomor telepon/HP, judul tulisan, jenis surat (Suara Pembaca atau Opini), upload foto dan deskripsi tulisan. Sehingga masyarakat tinggal menulis dalam kolom yang disediakan dan kalau ingin mengirim, tinggal klik tulisan ‘kirim’. Redaksi mengutamakan surat yang ‘ditulis lengkap dengan baik’ dan disertai identitas jelas.
Dengan trend pengelolaan media massa yang melibatkan masyarakat, maka warga perlu disiapkan untuk menjadi wartawan masyarakat (citizen journalist). Caranya, antara lain dengan melaksanakan pendidikan dan latihan jurnalistik. Namun diklat ini harus dikemas secara cermat, agar peserta nantinya menjadi wartawan masyarakat yang sehat jasmani dan rohani, beriman, menjunjung tinggi toleransi, anti menyalahgunakan profesi dan terampil menjalankan tugas jurnalistik. q - s
*) Drs Sihono HT MSi, Praktisi Media Cetak, Ketua PWI DIY 2010-2015.


Tags: