Jakarta (Pendis) - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia kembali mengadakan Rapat Koordinasi Tahun 2023 yang berlangsung di Asrama Haji Jakarta, Pondok Gede Jakarta Timur, Selasa (17/01/2023).
Rapat yang akan berlangsung hingga Kamis 19 Januari ini dibuka langsung oleh Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas dan dihadiri oleh Irjen Kemenag Faisal, Kepala Balitbang Diklat Kemenag Amin Suyitno, para Staf Ahli Menteri, Staf Khusus, para Direktur dan pejabat lainnya di lingkungan Ditjen Pendis.
Di hadapan Menteri Agama dan para hadirin, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani, memaparkan outlook Ditjen Pendis 2023. Dalam kesempatan itu, ia menuturkan ada tiga ruang yang akan disajikan dalam outlook ini seperti arah pengembangan, analisis kondisi objektif serta arah kebijakan.
Pertama, arah pengembangan kata Prof Dhani, dalam program prioritas Kementerian Agama ada lima poin yang dianggap sebagai domain yang relevan dengan tugas dan fungsi Ditjen pendis seperti penguatan perspektif modersi beragama, transformasi digital, cyber university, kemandirian pesantren dan religiosity index.
Berdasarkan predisiki beberapa lembaga kredibel seperti The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), World Economic Forum dan Bappenas yang menyebutkan bahwa Indonesia emas pada tahun 2045 dengan menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke 6-7 di Dunia. Oleh sebab itu, Ditjen Pendis sudah melalukan pemetaan Grand Desain Pendidikan Islam untuk menyongsong Indonesia Emas di Tahun 2045 menjadi kenyataan.
"Ini pendekatan OECD ketika kita mencoba menyapa melihat megatren 2045 dan kekhasan lembaga pendidikan Islam maka kita melakukan modifikasi yang kemudian kita sebut Islamic learning framework yang menempatkan sumber dari knowlegde, skills dan attitute terutama di attitute ini berbeda dengan OECD dimana untuk pembentukan attitute dan value kita memasukkan ruang agama, ruang agama pun termasuk religious literacy karena kita menganggap bahwa insan-insan ke depan adalah yang mereka harus tangguh dalam ruang keagamaan dan diharapkan mampu melakukan rekonsiliasi terhadap tekanan dan dilema kehidupan," jelasnya
Menanggapi hal tersebut, Dhani menyampaikan ada empat pilar pembangunan Indonesia 2045 seperti pembangunan manusia dan penguasaan iptek, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan serta pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan.
Kedua, analisis kondisi objektif. Ia menjelaskan Ditjen Pendis menganalisis hal-hal yang berdasarkan kondisi kekinian yang dilihat dari berbagai perkembangan dinamika yang terjadi. Maka ada sepuluh isu yang menjadi perhatian Ditjen pendis dalam analisis ini yaitu pemerataan layanan pendidikan Islam yang berkualitas, kualitas pembelajran dan pengajaran, pendidikan tinggi keagamaan Islam yang berkualitas, kualitas pendidikan keagamaan Islam, penguatan moderasi beragama melalui pendidikan agama Islam, pengelolaan pendidik, kualitas penjaminan pendidikan, kualitas mental/karakter siswa, kualitas tata kelola direktorat jenderal Pendidikan Islam, dan penguatan pengaustamaan/kesetaraan gender.
Ketiga, arah kebijakan. Ada empat isu strategis dalam ruang lingkup pendidikan Islam seperti aksesibilitas pendidikan berkualitas, kualitas, relevansi dan daya saing, tata kelola, akuntabilitas dan citra publik serta moderasi beragama.
"Yang tengah kita bangun adalah pendidikan untuk semua, maka warga bangsa mereka harus mampu menjangkau madrasah atau sekolah mereka termasuk penyediaan sarana dan prasana, rekrutmen tendik," sambungnya.
Di ujung pemaparannya, ia mengutip kalimat Menteri Agama yang menyebutkan seribu kata tak bermakna kalau tidak ada tindakan dan satu tindakan lebih baik dari seribu retorika. Untuk itu, Dhani meminta kepada seluruh pemangku kepentingan untuk saling berganding tangan dalam memajukan pendidikan Islam di Indonesia.
"Gusmen juga pernah menyampaikan kalau enkau ingin jalan cepat silahkan jalan sendirian, tetapi kalau engkau ingin jalan jauh maka mari kita bergandengan tangan."
Kemudian pemaparan outlook dilanjutkan oleh masing-masing direktur di lingkungan Ditjen Pendis yaitu Direktur KSKK Moh Isom, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Muhammad Zain, Direktur PAI Amrullah, Direktur PD Pontren Waryono dan Direktur Diktis Ahmad Zainul Hamdi.
Bagikan: