Sukabumi (Pendis) - Dalam strategi manajemen aset, harus ada sinergi yang dinamis pada proses pengelolaan barang milik negara (BMN), yang dimulai dari perencanaan, penganggaran, pengadaan, pemanfaatan, dan bahkan juga penghapusan.
Hal ini disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Sukabumi, Ahmad Chalik Mawardi ketika menjadi narasumber pada kegiatan FGD Penguatan Pengelolaan BMN Pusat dan Satker di Hotel Horison Sukabumi. "Pengelolaan aset negara harus mencerminkan beberapa proses atau tahapan yang harus dilakukan, yaitu mulai perencanaan, penganggaran, dan sampai kepada pemanfaatan dan bahkan penghapusan," tegasnya pada Jum`at (17/05).
Pada kesempatan ini, Kankemenag menyatakan bahwa kegiatan ini sangat penting untuk dilaksanakan. Mengingat permasalahan yang terjadi sangat kompleks. Di mana data aset tercatat di sistem aplikasi, sementara barangnya tidak diketahui keberadaannya. "Acara ini sangat penting dan krusial, untuk memberikan tambahan wawasan bagi kita semua. Selama ini, BMN yang dikenal adalah barang milik Naib. Artinya, seiring berjalannya waktu, BMN kita akan hilang ketika pemegangnya memasuki masa pensiun. Karena mindset pejabat kita merasa lebih memiliki daripada yang lain. Permasalahan seperti ini cukup mengganggu," papar Chalik.
Di samping itu, kata alumni IAIN Syahid Jakarta, madrasah-madrasah di Sukabumi kebanyakan tidak memiliki tanah sendiri. Hal ini menjadi kendala tersendiri ketika madrasah akan melakukan pengembangan. "Dalam hal kekayaaan, madrasah-madrasah di sini nilai tanahnya nol, sementara nilai bangunannya ratusan juta rupiah. Karena banyak madrasah kita dibangun di atas tanah wakaf. Ada juga madrasah yang status tanahnya milik pemerintah daerah (Pemda). Dalam arti pinjam pakai. Sehingga, lagi-lagi kita terkendala ketika ingin mengembangkan madrasah dimaksud".
Terkait adanya selisih pencatatan di Simak BMN, menurut Chalik, juga dipengaruhi oleh faktor SDM. "Pengelolaan BMN di Kemenag cenderung lemah. Utamanya kualitas SDM yang kurang memadai. Sehingga ini juga yang menimbulkan selisih pencatatan di Simak BMN kita," ujarnya.
Pada kesempatann terakhir, Kankemenag menghimbau kepada para peserta kegiatan, yang terdiri dari unsur operator Simak BMN di madrasah (MTsN dan MAN) dari Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur agar mengikuti kegiatan dengan seksama, memperoleh pengetahuan yang lebih baik sehingga BMN di satkernya masing-masing terkelola dengan baik. "Kemenag memiliki banyak kekayaan, tetapi tidak terkelola dengan baik. Setelah mengikuti kegiatan ini, mari kita tertibkan manajemen pengelolaan BMN madrasah kita, kita cata dan inventarisir. Kita pisahkan mana yang milik pribadi dan milik negara. Karena di tangan para operator Simak nasib BMN kita," pungkasnya.
Kasubbag Perlengkapan dan BMN, Fakhrurozi, dalam pengantarnya mengatakan bahwa, penguatan pengelolaan BMN di Satker Pendis di daerah akan selalu diupayakan dalam rangka menciptakan tertib administrasi, tertib hukum, dan tertib fisik dalam pengelolaan BMN. "Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi para pengelola BMN, sehingga dalam melaksanakan tugasnya menjadi tertib administrasi, tertib hukum, dan tertib fisik," pungkas Fakhrurozi. (ozi/dod)
Bagikan: