Bogor (Pendis) - Data merupakan sumber rujukan utama bagi user sehingga data itu sangat berharga. Oleh karena itu, data harus diseriusi dalam pengelolaannya. "Jangan sampai data yang dikelola EMIS (Education Management Information System) tidak bisa memecahkan permasalahan data yang dibutuhkan oleh stakeholder, seperti Ditjen Anggaran dan BAPPENAS. Data yang dibutuhkan masing-masing user harus disajikan guna memecahkan kebutuhan data mereka," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Sesditjen Pendis), Moh. Isom Yusqi saat memberikan arahannya pada kegiatan Forum Group Discussion (FGD) Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Pendidikan Islam di Bogor, Rabu (06/06).
Dalam kegiatan FGD yang akan berlangsung hingga 8 Juni 2018 tersebut, Isom kembali menegaskan bahwa data pendidikan Islam yang berada di EMIS harus lebih dinamis mengikuti perkembangan jaman dengan berbagai tuntutannya. "Pengelolaan data EMIS harus lebih diseriusi dan diperhatikan updatingnya," lanjut Isom.
"Kita lupakan ego sektoral demi kepentingan kesiapan data pendidikan Islam, jangan ada unit yang menahan data dan menolak menyatukan untuk kepentingan menonjolkan ego masing-masing. Tidak ada salahnya berkolaborasi dalam penyajian data yang valid bagi user, jika hal itu memungkinkan," harap Isom.
Menurut Isom, kita harus mengupayakan tidak ada gangguan dan tidak ada data yang tidak update dalam penyajian. Data yang tersaji harus menjadi data yang layak diandalkan, ungkap Sesditjen Pendis yang didamping Kepala Bagian Data, Sistem Informasi dan Hubungan Masyarakat Mizan Sya`roni dan para Kepala Sub Bagian saat membuka kegiatan yang dihadiri 25 orang peserta dari perwakilan Direktorat dan Biro Humas, Data dan Informasi Setjen Kemenag. (hikmah/dod)
Bagikan: