Muna (Pendis) --- Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Muhammad Ali Ramdhani mengatakan bahwa zona integritas bebas korupsi harus selalu diinjeksikan kepada setiap proses pendidikan, baik itu di tingkat dasar, menengah maupun pendidikan tinggi.
Hal ini disampaikan Dirjen Pendis Muhammad Ali Ramdhani setelah menandatangani kontrak kerja antara Direktorat Jenderal Pendidikan Islam bersama sejumlah Satuan Kerja Madrasah Negeri se Provinsi Kendari dalam rangka Kontrak Kerja pembangunan zona integritas menuju wilayah bebas korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani, di Kabupaten Muna, Jumat (22/01).
“Lembaga pendidikan kita, proses pendidikan kita pada dasarnya ingin menghadirkan manusia-manusia yang memiliki integritas, manusia yang baik,” tutur Ramdhani.
Dikatakan Ramdhani, ciri orang yang memiliki integritas yang baik adalah orang yang memiliki kecerdasan. Sehingga, apa yang sedang dilakukan Kemenag melalui Ditjen Pendidikan Islam hakekatnya menyiapkan generasi yang cerdas dan memiliki integritas. “Menginjeksikan nilai-nilai integritas adalah tugas kita semua sebagai pihak yang terlibat dalam pengelolaan proses pendidikan Islam di madrasah,” ujar Ramdhani.
Menurut Ramdhani, jika bicara proses pendidikan islam, maka kita tidak bisa mengesampingkan perencanaan program kerja, karena hal ini bagian penting untuk menjadi dasar dalam mengambil langkah keputusan kedepan.
“Kalau orang-orang manajemen akan bilang begini; waktu itu tidak bisa di manage. Waktu bergerak terus dan yang di manajemen itu adalah aktivitasnya. Jadi orang seperti itu adalah orang-orang yang berintegritas. Menyandarkan pada dasar-dasar rasionalitas ketika dia mengambil langkah-langkah dan keputusan-keputusan tertentu,” kata Ramdhani.
Sebelumnya, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Fesal Musaad menuturkan, November 2020 Kanwil Kemenag Provinsi Sultra telah melaunching program Go Green Madrasah. “Go Green Madrasah yang digagas oleh Kanwil Kemenag Sultra sesungguhnya adalah ikhtiar bersama untuk membangun mutu pendidikan agar kelak madrasah menjadi pilihan masyarakat dan jembatan emas masa depan generasi bangsa,” ujarnya.
Bicara mutu pendidikan Islam, lanjur Musaad, tentunya harus ada kesepahaman yang sama antar pihak, baik itu pihak kemenag Pusat maupun kemenag Provinsi serta semua satuan kerja yang ada di dalamnya. “Kita ada di forum ini, tentunya untuk menyamakan visi , kesamaan persepsi bagaimana membangun pendidikan Islam yang bermutu dan yang kedua adalah membahas program pendidikan Islam tahun 2020 dan 2021. Serta strategi peningkatan mutu pendidikan di tahun-tahun yang akan dating,” jelasnya.
“Oleh karena itu maka kreativitas, transformasi, kerjasama, semangat kemudian produktif itu terus kita kedepankan dalam konteks mempertahankan mutu pendidikan Islam di provinsi Sultra yang sangat kita cintai ini,” pungkasnya.
(Humas Pendis/My/YW)
Bagikan: