Bogor (Pendis) - Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin mengungkapkan disparitas pendidikan masih menjadi tantangan di Indonesia. Hal ini disampaikan Kamaruddin pada acara Workshop Peningkatan Kompetensi Guru Madrasah Daerah 3T yang dilaksanakan oleh Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, di Bogor, Jum`at (15/12) malam.
"Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia masih besar disparitas. Istilahnya local disparity," kata Kamaruddin. "Pasalnya, masih banyak ketimpangan sarana prasarana, ketersediaan dan kompetensi guru khususnya di daerah 3T (terluar, terdepan dan tertinggal)," imbuhnya.
Kamaruddin juga menyampaikan disparitas pendidikan di Indoensia menimbulkan tidak meratanya kualitas pendidikan antar daerah. Sehingga pendidikan di kota dengan di desa berbeda secara kualitas dan sarana prasarana yang tersedia. "Salah satu program pemerintah memperjuangkan paritas sarana prasanana, guru dan satandar lain. Kita perjuangkan bagaimana tidak terjadi gap (jarak)," tambahnya.
Kondisi kesenjangan pendidikan di Indonesia diamini oleh Surahmat salah peserta yang berasal dari pulau Nias perbatasan kepulauan Mentawai. Surahmat menceritakan bagaimana kondisi madrasah tempat dia mengajar harus menggunakan masjid dan rumah warga untuk proses pembelajaran karena keterbatasan ruang kelas. "Kami gunakan masjid lama yang bocor dan pinjam rumah warga," jelasnya. (maryani/dod)
Bagikan: