Cirebon (Pendis) - Dalam Studium General di IAIN Syekh Nurjati Cirebon (24/1/18) dengan tema Penguatan Integrasi dan Moderasi Islam, Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, MA menyatakan bahwa moderasi sebuah bangsa sangat ditentukan oleh universitas atau perguruan tinggi dalam pembelajarannya. Jika terkait dengan moderasi agama, maka ditentukan pula oleh perguruan tinggi agama itu.
Lebih lanjut Kamaruddin menegaskan, moderasi agama ini sudah menjadi tuntutan global dan internasional. Dalam kaitan itu, kurikulum di PTKIN juga harus mencerminkan hal itu.
"Internasionalisasi kurikulum studi Islam dan kelembagaan PTKIN sudah menjadi kemustian saat ini. Supaya mutu alumni PTKIN merasa sama dengan para alumni studi Islam di Timur Tengah, Barat, Eropa ataupun Amerika," lanjutnya di hadapan para dosen, mahasiswa, dan pejabat IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Ketika membicarakan studi Islam di dunia sekurangnya ada 3 domain yang diperhatikan, pertama Al-Quran sebagai sumber otoritas tertinggi, kedua penafsiran, respon, refleksi para ulama/intelektual/peneliti; ketiga implementasi dalam peradaban Islam. Ketiga domain tersebut dapat menjadi dasar dalam pengembangan kajian islam.
Dikemukakan juga, menurut Dirjen Pendis, perlu juga kebijakan itu, ada regulasi dari masing-masing PTKIN, misalnya Rektor membuat aturan tentang mahasiswa S-1 harus hafal 5 juz utk jurusan tertentu atau yang lainnya.
Dengan adanya kurikulum internasional tersebut, maka jika IAIN Syekh Nurjati Cirebon mau internasionalisasi mahasiswanya sudah siap kurikulumnya.
Rektor IAIN Syekh Nurjati dalam sambutannya menyatakan siap melaksanakan program internasionalisasi yang dicanangkan kementerian agama. Apalagi, Cirebon mempunyai modal sejarah dalam internasionalisasi studi Islam melalui Sunan Gunung Jati sebagai maha guru Islam saat era para Wali Songo. [MEM/dod]
Bagikan: