Jakarta (Pendis) - Terkait banyaknya isu radikalisasi di kalangan mahasiswa, Duta Besar Republik Indonesia untuk negara Sudan Burhanuddin Badruzzaman, menemui Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, Selasa (07/03/2017). Dalam pertemuan tersebut, Burhanuddin meminta agar pihak Kementerian Agama memberikan bantuan terkait pendidikan deradikalisasi dan wawasan kebangsaan kepada 800 mahasiswa Indonesia yang tengah belajar di Sudan. Bantuan pendidikan tersebut bisa berupa pengiriman narasumber yang mewakili Kementerian Agama yang bisa memberikan wawasan bahwa radikalisasi tidak sesuai dengan keinginan seluruh bangsa dan bertentangan dengan hukum negara. "Kita tidak ingin mahasiswa kita yang ada di Sudan yang seharusnya fokus belajar malah berurusan dengan hukum yang ada di sana," kata Burhanuddin dalam pertemuan tersebut.
Selain membahas isu radikalisasi, Burhanddin juga meminta kepada pihak Kementerian Agama dalam hal ini yang diwakili oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam agar melanjutkan kerjasama di bidang pendidikan dengan Kemendiktis Sudan. Memorandum of Understanding (MoU) dalam program kerjasama tersebut, sudah habis sejak tahun 2006 dan belum diperbaharui lagi, meski secara lisan kerjasama tersebut masih terus berlanjut hingga sekarang. "Harapan kita dengan diperbaharuinya MoU kerjasama di bidang pendidikan ini, mampu mendongkrak program 5000 doktor yang kita canangkan meskipun hingga saat ini sudah ada 3 mahasiswa kita yang mengikuti program 5000 doktor yang sudah kita kirimkan ke Sudan," ujar Agus Sholeh selaku Kepala Subdit Kelembagaan dan Kerjasama Direktorat Pendidikan Tinggi Islam yang ikut dalam pertemuan tersebut.
Untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat peradaban Islam Dunia, saat ini Kementerian Agama sedang membangun Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang berlokasi di Depok Jawa Barat. Universitas tersebut menjadi pusat pendidikan Islam tingkat internasional yang diharapkan mahasiswanya 75 persen berasal dari luar negeri. Dalam kesempatan itu, Dirjen Pendis juga menyampaikan penjelasan keberadaan UIII kepada Burhanuddin Badruzzaman. "Dengan hadirnya UIII, kami harap pemerintah Sudan juga membuka peluang sebesar-besarnya bagi warganya untuk belajar di UIII, selain itu UIII juga membuka kesempatan jika ada dosen yang berasal dari Sudan untuk mau bergabung menjadi tenaga pengajar," pungkas Kamaruddin Amin. (zahirul/dod)
Bagikan: